Bisnis.com, JAKARTA—Industri ban Tanah Air mengharapkan pemerintah segera merealisasikan penurunan harga gas industri. Ketua Asosiasi Perusahaan Ban Indonesia (APBI) Azis Pane mengungkapkan komponen produksi yang paling penting saat ini adalah gas.
"Porsi gas terhadap proses pembuatan ban adalah 8%-10% dari total biaya," sebut dia kepada Bisnis.
Namun, bahan baku ban juga menggunakan gas dalam produksinya seperti carbon black, karet sintetis, dan karet kimiawi. Oleh karena itu, penurunan harga gas industri diyakini dapat menekan ongkos produksi ban secara keseluruhan sehingga mampu meningkatkan daya saing di pasar dunia.
APBI mengharapkan harga gas dapat diturunkan dari US$9,2 per mmbtu menjadi US$4-5 per mmbtu. “Kami tahu ini memang tidak mudah. Tetapi, kalau infrastruktur gas diperbaiki dan pendapatan negara dari gas dikurangi maka manfaat jangka panjangnya terhadap industri nasional akan sangat positif,” tukas Azis.
Setelah kinerja produksi dan ekspor mengalami perlambatan tahun ini, APBI meyakini kondisinya bakal berbalik positif pada 2017 sejalan dengan optimisme membaiknya perekonomian dunia. Produksi diproyeksi naik 2%-4%, sedangkan ekspor tumbuh 5%-10%.