Bisnis.com, MATARAM - Nusa Tenggara Barat mengalami inflasi sebesar 0,23% pada Oktober 2016. Angka inflasi ini berada di atas angka inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,14%.
Inflasi NTB pada Oktober 2016 terjadi karena adanya kenaikan indeks pada kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 1,76%; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,74%; kelompok kesehatan sebesar 0,38%; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga sebesar 0,26%.
Adapun penurunan indeks terjadi pada kelompok bahan makanan sebesar 1,99% dan kelompok sandang sebesar 0,07%.
Kepala Bank Indonesia perwakilan NTB Prijono mengatakan berdasarkan pola tahunan, inflasi diprediksi akan kembali naik sekitar bulan November dan Desember atau menjelang akhir tahun.
"Kalau dari polanya, akan naik lagi disekitar bulan November dan Desember, itu secara historis. Hal tersebut tentunya dipengaruhi oleh harga pangan dan juga administrated price. Oktober NTB masih deflasi tipis," ujar Prijono kepada Bisnis.com di Mataram, Selasa (1/11/2016).
Menurut Prijono, pihaknya terus melakukan pemantauan dengan melakukan survei pemantauan harga (SPH) di empat pasar tradisional dan satu pasar modern guna melihat dan memprediksi komoditas apa saja yang menjadi penyumbang inflasi dan deflasi.
Laju inflasi NTB menurut tahun kalender (Oktober 2016-Desember 2015) sebesar 1,75% dan laju inflasi secara year-on-year (Oktober 2016-Oktober 2015) sebesar 2,87%.