Bisnis.com, JAKARTA – Pemerintah meyakini Paket Kebijakan Ekonomi II yang memuat pusat logistik berikat (PLB) akan sangat menstimulasi efisiensi biaya logistik.
Erwin Raza, Asisten Deputi Sistem Logistik dan Fasilitas Perdagangan Kementerian Koordinator bidang maritim menyatakan biaya logistik di Indonesia merupakan biaya logistik tertinggi di Asia Tenggara atau sekitar 24% dari produk domestik bruto (PDB) berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia.
“Saat ini sedang dilakukan secara simultan oleh pemerintah adalah mengharmonisasikan peraturan dan kebijakan. Pengembangan PLB merupakan bagian dari upaya pembangunan nasional secara menyeluruh,” tutur Heru melalui siaran pers, Jumat (21/10/2016).
Erwin menyebut banyaknya program PLB yang dipromotori oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan dan didukung oleh Kementerian Koordinator bidang Perekonomian karena dapat mengefisiensikan waktu dan mengurangi biaya logistik.
Selain itu, poin penting lain terkait PLB adalah peningkatan sumber daya manusia (SDM) dalam memahami bidang logistik.
Sebelumnya, komentar yang senada dengan Erwin dilontarkan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan, Heru Pambudi menyatakan PLB memiliki keunggulan yang memberikan fleksbilitas dalam proses pengiriman barang. “Perusahaan dapat menimbun barang persediaan di lokasi manapun yang diinginkannya di Indonesia,” jelas Heru.
Dia berharap semakin banyaknya perusahaan yang tergabung dalam PLB dan menggunakan fasilitas PLB akan mengurangi biaya logistik yang saat ini masih menjadi permasalahan di Indonesia.