Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pebisnis Truk Asean Kampanyekan Efisiensi Layanan Logistik

Pengusaha truk Asean yang tergabung dalam Asean Trucking Federation (ATF) memantapkan koordinasi dan kerja sama sekaligus melakukan kampanye guna mendukung efisiensi layanan logistik.
Kegiatan logistik di pelabuhan/Ilustrasi
Kegiatan logistik di pelabuhan/Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - Pengusaha truk Asean yang tergabung dalam Asean Trucking Federation (ATF) memantapkan koordinasi dan kerja sama sekaligus melakukan kampanye guna mendukung efisiensi layanan logistik.

Hal itu khususnya untuk moda angkutan barang berbagai jenis dalam mendorong pertumbuhan perekonomian di negara kawasan tersebut.

President ATF, Yoo Chienyuenyong pong, mengatakan ATF selain berperan sebagai wadah komunikasi antar pelaku bisnis trucking di Asean juga mengampanyekan pentingnya mewujudkan kegiatan logistik yang efisien dan berdaya saing.

"Oleh karenanya, kita akan terus lakukan upaya-upaya mendorong kegiatan logistik yang berdaya saing dan efisien di Asean tersebut dengan menyelenggarakan berbagai pertemuan dan koordinasi," ujarnya pada ATF Conference Meeting, dalam acara Indonesia Transport Supply Chain & Logistics (ITSCL) di Jakarta, Rabu (19/10/2016).

Di sisi lain, dia mengatakan tingkat persaingan di sektor logistik global saat ini semakin ketat. ATF beranggotakan delapan negara a.l Laos, Vietnam, Singapura, Kamboja,Brunei, Indonesia, Burma, Thailaind. Namun pada ATF meeting ini direncanakan dua negara akan bergabung menjadi anggota yakni Philipina dan Malaysia.

Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Pudji Hartanto yang membacakan sambutan Menhub Budi Karya Sumadi pada kesempatan ATF conference meeting itu mengatakan pembangunan transportasi 2015 hingga 2019 harus sesuai dengan misi dan visi Presiden Joko Widodo.

Visi tersebut yakni mendorong peningkatan konektivitas untuk pemerataan dan keseimbangan pembangunan nasional.

Dia menyebutkan pada 2019 biaya logistik ditargetkan sekitar 20% dari product domestic bruto (PDB) atau turun dari saat ini yang masih mencapai 27% PDB.

Pudji mengatakan setidaknya saat ini ada beberapa persoalan yang menjadi penghambat logistik nasional belum efisien.

Persoalan tersebut yakni, terbatasnya kemampuan daya saing pelaku dan penyedia jasa logistik nasional, serta lemahnya jaringan kerja atau networking perusahaan logistik lokal.

Kemudian, layanan jasa logistik saat ini masih didominasi perusahaan multinasional serta masih rendahnya kompetensi SDM dan manajemen lokal.

Ketua Umum DPP Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) Gemilang Tarigan mengatakan keberadaan usaha truk mempunyai peran vital dalam menurunka biaya logistik jika hal itu didukung dengan infrastruktur logistik yang memadai.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Akhmad Mabrori

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper