Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

STANLEY FISCHER: Kebijakan Pemerintah Dapat Kurangi Beban Suku Bunga

Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan kebijakan pemerintah dapat menangkal sebagian dampak dari menurunnya produktivitas yang menahan ekonomi AS dan membebani suku bunga.
Stanley Fischer. /Reuters
Stanley Fischer. /Reuters

Bisnis.com, JAKARTA - Wakil Ketua Federal Reserve Stanley Fischer mengatakan kebijakan pemerintah dapat menangkal sebagian dampak dari menurunnya produktivitas yang menahan ekonomi AS dan membebani suku bunga.

"Kombinasi dari dorongan bagi investasi swasta, peningkatan infrastruktur publik, pendidikan yang lebih baik, dan regulasi yang lebih efektif mungkin akan mendorong laju pertumbuhan produktivitas dan standar hidup," kata Fischer dalam teks pidato hari Senin di Economic Club of New York, seperti dikutip Bloomberg.

Fischer mengatakan, berdasarkan studi The Fed, peningkatan pengeluaran pemerintah sebesar 1% dari PDB akan menyebabkan kenaikan tingkat ekuilibrium suku bunga, tingkat yang tidak merangsang atau menahan ekonomi, sebesar 0,5%. Pemotongan pajak setara akan mengangkat tingkat ekuilibrium sebesar 0,4%.

Bank-bank sentral di negara maju bergulat dengan pertumbuhan yang lamban, inflasi yang rendah, serta kesulitan menanggapi tantangan-tantangan ketika suku bunga sudah mendekati atau bahkan menyentuh nol persen.

Fischer menunjuk sejumlah faktor yang menekan pertumbuhan dan tingkat suku bunga di AS. Dia menekankan bahwa tren pertumbuhan yang lambat disebabkan oleh rendahnya produktivitas, sedangkan pertumbuhan angkatan kerja yang lebih lambat berkaitan dengan perubahan demografi.

Ia melanjutkan, tingkat simpanan yang meningkat juga terkait dengan penuaan penduduk AS, sementara melemahnya investasi dan pertumbuhan global yang rendah menghambat ekspor AS.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper