Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hindari Pembajakan, Dekranas DIY: Pengrajin Batik Perlu Sertifikasi Batikmark

Dewan Kerajinan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta meminta para perajin batik memprioritaskan sertifikasi penggunaan batikmark untuk menghindari pembajakan batik asal Indonesia oleh produsen luar negeri.
Stiker hologram di batik/Ilustrasi-Bisnis-Demis Rizky Gosta
Stiker hologram di batik/Ilustrasi-Bisnis-Demis Rizky Gosta

Bisnis.com, YOGYAKARTA - Dewan Kerajinan Nasional Daerah Istimewa Yogyakarta meminta para pengrajin batik memprioritaskan sertifikasi penggunaan batikmark"untuk menghindari pembajakan batik asal Indonesia oleh produsen luar negeri.

"'Batikmark' digunakan untuk menandai keaslian batik, di tengah maraknya penjualan batik palsu atau produk tekstil bermotif batik," kata Direktur Eksekutif Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) DIY Roni Guritno di Yogyakarta, Sabtu (15/10/2016).

Dia mengatakan sebagian besar industri kecil menengah (IKM) atau pengrajin batik telah mendapatkan sosialisasi dan pendampingan mengenai batikmark dari Dekranasda DIY bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY, serta Balai Besar Kerajinan dan Batik (BBKB).

"Meski sudah banyak yang memahami fungsi batikmark, masih banyak yang belum mendaftar labelisasi batik tersebut," kata dia.

Dia mengatakan logo batikmark yang bertuliskan Batik Indonesia perlu diperhatikan oleh konsumen karena dapat memberi kepastian hukum bagi mereka mengenai keaslian dan mutu produk batik yang akan dibeli.

Menurut dia, labelisasi batik di Yogyakarta penting mengingat industri batik di DIY terus mengalami pertumbuhan dengan jumlah IKM mencapai 8.000 IKM pada 2015. Jumlah itu meningkat dari 2013 yang masih berjumlah 3.000 IKM yang tersebar di lima kabupaten/kota.

"Selain menjadi penanda keaslian batik, labelisasi batik juga mampu mendongkrak daya saing batik Indonesia di pasar internasional," kata dia.

Terhadap masyarakat atau konsumen batik, menurut Roni, sosialisasi telah dilakukan melalui perantara IKM batik, melalui Jogja International Batik Biennale (JIBB), seminar maupun melalui sarana sosialisasi lainnya.

"Terkadang masyarakat masih sulit membedakan antara batik dan kain bermotif batik," kata dia.

Dewan Pengurus Lembaga Konsumen Yogyakarta (LKY) John Widijantoro mengatakan kesadaran mendaftar sertifikasi batik mark seharusnya telah dimiliki masing-masing pengusaha batik untuk memudahkan konsumen. Apalagi sosialisasi batikmark telah berlangsung sejak lama.

Di sisi lain, masyarakat selaku konsumen juga harus dipastikan secara keseluruhan telah teredukasi dengan keberadaan batikmark tersebut. "Karena jelas hingga saat ini batik merupakan salah satu produk kerajinan lokal yang ciri dan kualifikasinya tidak mudah dikenali oleh konsumen secara umum," kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper