Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menginvestasikan sedikitnya Rp1,1 triliun untuk mencanangkan program peningkatan populasi sapi dalam skala nasional melalui program Upaya Khusus Sapi Indukan Wajib Bunting (Upsus Siwab).
Program tersebut dituangkan dalam peraturan Menteri Pertanian (Permentan) Nomor 48/Permentan/PK.210/10/2016 tentang Upaya Khusus Percepatan Peningkatan Populasi Sapi dan Kerbau Bunting yang ditandatangani Menteri Pertanian Amran Sulaiman pada 3 Oktober 2016.
Ketua Upsus Siwab, Syukur Iwantoro mengatakan tidak hanya menyiapkan program khusus untuk program pembuntingan melalui inseminasi buatan (IB) dan kawin alam, Kementan juga akan memperhatikan infrastruktur untuk mendukung kesehatan hewan ternak.
Bagi ternak yang dikembangkan di padang gembala, pemerintah akan melakukan proses kawin alam dan menyiapkan infrastrukturnya yaitu 5 juta bibit pakan rumput dan legum, sumber air berupa embung-embung, dan obat-obatan dan vaksin.
“Nanti daerah dengan ranch seperti NTT, NTB, akan kita bangun prasarana sumber air sehingga lahannya yang cenderung kering menjadi lebih subur, sehingga hijauan pakan tersedia sepanjang tahun,” jelas Syukur, Minggu (9/10/2016).
Lalu untuk ternak yang dikembangkan dengan pola kandang, pemerintah juga akan menyiapkan 5 juta bibit pakan rumput dan legum, fasilitas kesehatan, 5,28 juta semen beku, tenaga insiminator, dan program penyelamatan betina produktif.
Syukur memperhitungkan dari investasi sebesar Rp1,1 triliun tersebut, Kementan menargetkan 3 juta anakan lahir pada 2018. Dengan harga anakan Rp3 juta per ekor, maka nilai ekonomi total yang didapat peternak mencapai Rp9 triliun saat pedet lahir.
Selanjutnya, jika pedet tersebut dipelihara hingga usia dewasa, dengan harga rata-rata per ekor sebesar Rp12 juta, maka nilai ekonomi yang diperoleh peternak mencapai Rp36 triliun.