Bisnis.com, JAKARTA -- Menpar Arief Yahya menjelaskan, untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara secara signifikan go digital menjadi strategi khususnya untuk merebut pasar wisman Tiongkok, yang menjadi fokus pasar utama dan akan memberikan kontribusi terbesar bagi Indonesia.
“Tiongkok merupakan sumber wisman paling besar dunia. Indonesia baru bisa menarik sekitar 1,2 juta wisman atau 1 persen dari seluruh outbound Tiongkok, sedangkan Thailand sudah meraih 8 juta wisma,” katanya seperti dalam keterangan tertulis, Selasa (4/10/2016).
Untuk mengejar ketertinggalan dari Thailand, Kementerian Pariwisata (Kemenpar) menggandeng Baidu perusahaan searching engine terbesar Tiongkok (sebagai Google-nya Tiongkok) untuk meng-create program mempromosikan destinasi wisata Indonesia.
“Baidu sanggup meng-create banyak program untuk mempromosikan destinasi wisata Indonesia dari hilir ke hulu. Mulai dari branding, advertising sampai ke selling dan menyanggupi menaikkan kunjungan wisman Tiongkok ke Indonesia hingga 10 juta wisman pada di 2019,” katanya.
Dengan datangnya 10 juta wisman Tiongkok tersebut, menurut Arief Yahya, memberikan kontribusi 50% dari target kunjungan 20 juta wisman pada 2019.
Menpar mengatakan, go digital menjadi tuntutan dalam merebut pasar global terutama wisman Tiongkok yang sebagian besar menggunakan internet atau searching engine Baidu untuk melakukan perjalanan (traveler); mulai dari mencari dan melihat-lihat informasi (look), kemudian memesan paket wisata yang diminati (booked) hingga membayar secara online (pay).
“Gaya hidup wisatawan dalam mencari informasi destinasi, memperbandingkan antar produk, memesan paket wisata, dan berbagi informasi kini telah mereka lakukan secara digital. Dengan kata lain kini wisman melakukan search and share menggunakan media digital,” pungkasnya.