Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

NPCT1 Targetkan Volume Barang 150.000 TEUs Hingga Desember 2016

PT New Priok Container Terminal (NCPT1), operator terminal peti kemas Kalibaru, menargetkan volume arus barang impor dan ekspor di terminal yang baru diresmikan oleh Presiden pada bulan lalu hanya sebanyak 150.000 TEUs hingga Desember 2016.
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9)./Antara-Widodo S. Jusuf
Aktivitas bongkar muat peti kemas di Terminal Peti Kemas Kalibaru, Pelabuhan Utama Tanjung Priok di Jakarta, Selasa (13/9)./Antara-Widodo S. Jusuf

Bisnis.com, JAKARTA - PT New Priok Container Terminal (NCPT1), operator terminal peti kemas Kalibaru, menargetkan volume arus barang impor dan ekspor di terminal yang baru diresmikan oleh Presiden pada bulan lalu hanya sebanyak 150.000 TEUs hingga Desember 2016.

Direktur PT New Priok Container Terminal (NPCT1) Suparjo mengatakan awalnya perusahaan menargetkan volume barang NPCT1 sebesar 400.000 TEUs hingga akhir tahun.

"Namun, karena satu dan lain hal mungkin hanya sekitar 150.000 TEUs sampai dengan Desember," ungkapnya kepada Bisnis, Senin (3/10/2016).

Adapun sejak komersial penuh (18/8) hingga hari ini (3/10), dia mengatakan NPCT1 baru menangani sekitar 12.000-13.000 TEUs. Padahal, NPCT1 yang luas lahannya kurang lebih 32 Ha ini memiliki kapasitas sebesar 1,5 Juta TEUs per tahun. Melihat target ini, NPCT1 hanya mampu menampung sepersepuluh atau 10% dari total kapasitasnya.

Alasannya, perusahaan masih harus mempersiapkan beberapa hal yang belum selesai sehingga pertumbuhan volumenya tidak bisa sesuai target.

Selain itu, dia mengatakan NPCT1 haru mematangkan kualitas pelayanan karena ada standarisasi yang juga harus diselesaikan dengan bea dan cukai serta karantina.

Terkait kualitas layanan, dia menegaskan perusahaan tidak ingin dwelling time di NPCT1 melebihi angka 3 hari. Sejak awal beroperasi secara komersial penuh, NPCT1 memiliki kisaran dwelling time sebesar 2-3,7 hari.

Dia menambahkan angka dwelling time rendah ini diperoleh karena PT NPCT1 menerapkan standarisasi bongkar muat, penumpukan di lapangan hingga pengangkutan barang keluar dari pelabuhan.

"Yang lain sudah puluhan tahun masih tinggi, tetapi kami yang baru dwelling timenya rendah. Ya, salah satunya karena standarisasi itu," tegasnya.

Sebagai bukti, Suparjo mengungkapkan sebanyak 60%-70% peti kemas dari kapal terakhir yang sandar pada Selasa (27/9) berhasil menerima DO hanya dalam waktu dua hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Hadijah Alaydrus

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper