Bisnis.com, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo meninjau proyek pembangunan Light Rail Transit (LRT) Jakarta-Bogor-Depok-Bekasi, di Cibubur.
Setelah meninjau LRT, Presiden dijadwalkan meninjau proyek mass rapid transit (MRT) Jakarta di Dukuh Atas, pada pagi ini.
Ground breaking proyek LRT sebelumnya telah dilakukan oleh Presiden Jokowi pada 9 September 2015.
Progres pembangunan LRT telah memasuki pengerjaan struktur pada lintas pelayanan 1 Cawang-Cibubur (14,5 km) dan lintas pelayanan 3 Cawang-Bekasi Timur (18,5 km). Lintas pelayanan 2 Cawang Kuningan-Dukuh Atas (10,5 km) masih dalam tahap persiapan.
Lintas pelayanan 1 dan 3 sudah dalam tahap pengerjaan fondasi, pier, pier head dan u-shaped girder, untuk lintas pelayanan 2 memasuki tahap detail desain dan koordinasi dinas pemprov DKI Jakarta.
Saat ini kemajuan pekerjaan konstruksi Lintas Pelayanan 1 mencapai kurang lebih 15%. Sedangkan untuk kemajuan pekerjaan Jalur Layang Lintas Pelayanan 3 kurang lebih mencapai 6%.
Total pendapatan usaha dari pelaksanaan penugasan tersebut sampai dengan bulan Agustus 2016 adalah sebesar Rp 936,8 miliar. Hingga saat ini pelaksanakan pengerjaan pembangunan prasarana Kereta Api Ringan/Light Rail Transit menggunakan dana PMN (Penyertaan Modal Negara) sebesar Rp 1,4 triliun.
Sesuai dengan Perpres Nomor 65 Tahun 2016 disebutkan bahwa Pemerintah melakukan pembayaran atas pengalihan prasarana untuk setiap tahapan pembangunan pada setiap Lintas Pelayanan yang telah selesai dibangun oleh PT Adhi Karya (Persero) Tbk.
Selain itu disebutkan juga bahwa dalam rangka pembayaran, Menteri Perhubungan mengalokasikan anggaran dalam Anggaran Belanja Kementerian Perhubungan.
Untuk mendukung percepatan Penyelenggaraan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit Terintegrasi di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, dan Bekasi ini terdapat beberapa opsi pendanaan antara lain melalui APBN, Bank Sindikasi, obligasi, dan skema pembiayaan lainnya.