Bisnis.com, JAKARTA—Maskapai asal Malaysia, AirAsia kembali mendapatkan penghargaan sebagai maskapai berbujet rendah terbaik versi Business Traveller Asia Pacific selama lima tahun berturut-turut.
CEO Grup AirAsia Tony Fernandes mengatakan penghargaan tersebut mengukuhkan posisi AirAsia sebagai maskapai berbujet rendah yang banyak menjadi pilihan para pelaku usaha di Asia Pasifik.
“Saya amat bangga dapat menerima penghargaan ini. Kemenangan ini juga didukung oleh frekuensi penerbangan kami yang tidak tertandingi ke lebih dari 120 destinasi di Asia Pasifik,” katanya dalam siaran pers, Selasa (27/09).
Selain jumlah destinasi, lanjut Tony, AirAsia juga mengembangkan paket premium untuk ditawarkan kepada para pelanggan. Asal tahu saja, AirAsia baru-baru ini meluncurkan Premium Red Lounge di Bandara Kuala Lumpur 2.
Ruang tunggu premium yang berjalan 24 jam tersebut menawarkan berbagai layanan seperti makanan prasmanan, akses internet, area lounge, area bekerja hingga shower.
Nantinya, penumpang Premium Flatbed dan Premium Flex dapat menikmati fasilitas ini secara gratis. Sementara untuk penumpang lainnya dapat juga menikmati fasilitas ini dengan tarif RM79 per orang.
Business Traveller Asia Pacific Travel Awards merupakan acara tahunan bergengsi yang pemenangnya dipilih melalui penilaian dari pembaca Business Traveller yang terdiri dari pelancong bisnis dari seluruh dunia.
AirAsia, Maskapai Berbujet Rendah Terbaik Asia Pasifik
Maskapai asal Malaysia, AirAsia kembali mendapatkan penghargaan sebagai maskapai berbujet rendah terbaik versi Business Traveller Asia Pacific selama lima tahun berturut-turut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Ringkang Gumiwang
Editor : Rustam Agus
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
12 menit yang lalu
PPN Naik jadi 12%, Anggaran Infrastruktur Bakal Bengkak?
21 menit yang lalu
Persaingan Panas Pemilihan Menkeu AS di Kabinet Trump Jilid II
39 menit yang lalu