Bisnis.com, JAKARTA – PT Pupuk Indonesia meminta pemerintah segera menurunkan harga gas menjadi US$1 – US$3 per MMBtu untuk mengantisipasi persaingan dengan pupuk impor yang mulai menjamur di Indonesia.
Direktur Utama PT Pupuk Indonesia Aas Askin Isdat mengatakan jika harga gas bagi idnsutri pupuk nasional bisa dipatok US$1 – US$3 per MMBtu maka akan bisa bersaing karena akan meringankan biaya produksi sekitar US$45 per ton.
“Biaya produksi kami seitar US$250 per ton, kalau harga gas turun, maka kami bisa efisiensi sampai US$45 per ton. Perbandingan harga pupuk dalam negeri dengan di dunia jauh yaitu sekitar US$200,” katanya, Selasa (13/9/2016).
Padahal kebutuhan gas, lanjutnya, sekitar 796 million standard cubic feet per day (mmscfd) untuk 16 pabrik Pupuk Indonesia. Adapun gas disebut memakan sytruktur biaya produksi hingga 70%.
Saat ini Pupuk Indonesia mensuplai kebutuhan pupuk dalam negeri sekitar 10 juta ton dan sekitar 2 juta ton diekspor ke negara tetangga seperti Asia Tenggara dan Australia.
Apalagi untuk saat ini industri pupuk nasional tengah dihadapkan dengan pupuk impor dari China, meski penetrasinya masih kecil. Namun, dia khawatir dengan harga yang tidak kompetitif, industri dalam negeri akan mengganggu persaingan.