Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gas Tak Kunjung Turun, Gasifikasi Batu Bara Jalan Di Tempat

Rencana investasi PT Pupuk Indonesia untuk membangun pabrik gasifikasi batu bara masih jalan di tempat, salah satunya akibat harga gas yang tidak kunjung turun.
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) bersama Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif (kiri), dan Dirut PT Pelni (Persero) Elfien Goentoro (kanan) menggelar jumpa pers usai menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, Rabu (1/7)./Vitalis Yogi Trisna
Menteri BUMN Rini Soemarno (kedua kiri) bersama Dirut PT Pupuk Indonesia (Persero) Arifin Tasrif (kiri), dan Dirut PT Pelni (Persero) Elfien Goentoro (kanan) menggelar jumpa pers usai menandatangani nota kesepahaman di Jakarta, Rabu (1/7)./Vitalis Yogi Trisna

Bisnis.com, JAKARTA – Rencana investasi PT Pupuk Indonesia untuk membangun pabrik gasifikasi batu bara masih jalan di tempat, salah satunya akibat harga gas yang tidak kunjung turun.

Direktur Keuangan PT Pupuk Indonesia Indarto Pamoengkas mengatakan terdapat sekitar dua  penjajakan investasi yang sedang dikaji oleh Pupuk Indonesia. Salah satunya dengan menggandeng Ferrostaal asal Jerman dengan nilai total investasi sekitar US$2,9 miliar di Teluk bintuni.

Di samping itu, PT Pupuk Sriwidjaja juga tengah melakukan feasibility study bersama PT Bukit Asam dalam pembangunan pabrik gasifikasi batubara sebagai bahan baku industri pupuk di Maura Enim.

“[Gasifikasi batu bara] masih penjajakan tapi sudah lebih serius. Yang penting kami BUMN melihat kalau prospeknya bagus dan bisa menggenjot perekonomian di sana dan ada kontribusi. Kalau harga gas turun kami pasti masuk,” ujarnya kepada Bisnis.com, Selasa (13/9/2016).    

Adapun kendala lainnya adalah proyek gasifikasi batu bara tersebut lebih berisiko karenaabu yang dihasilkan dari pembakaran batu bara masih tergolong limbah bahan berbahaya dan beracun (B3).

Ditambah lagi, dana investasi yang dibutuhkan sangat besar, bahkan hampir sama dengan membangun satu pabrik.

“Bayangkan ribuan ton pembakaran batu bara akan menghasilkan polusi luar biasa dan butuh biaya untuk mengurus limbah itu. Pemerintah belum memiliki regulasi terkait gasifikasi batu bara. Jadi memang gasifikasi bukan opsi yang murah untuk ongkos dan teknologinya besar karena prosesnya tidak sederhana,” jelasnya.

Dirjen Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono mengatakan harga gas menjadi satu-satunya faktor yang ditunggu oleh investor untuk merealisasikan ekspansi bisnis gasifikasi batu bara atau coal to methanol.

“[Proyek gasifikasi batu bara] tinggal menunggu harga gas. Untuk pupuk, penurunan harga gas itu mutlak karena 70% struktur biaya adalah untuk gas,” katanya.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nindya Aldila
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper