Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Garuda dan Citilink Larang Penggunaan Samsung Galaxy Note 7

Maskapai penerbangan milik pemerintah Garuda Indonesia resmi melarang penumpang pesawat yang memiliki Samsung Galaxy Note 7 untuk mengisi ulang daya baterai perangkat mereka selama di dalam kabin pesawat.
Samsung Galaxy Note 7/Samsung.com
Samsung Galaxy Note 7/Samsung.com

Bisnis.com, JAKARTA - Maskapai penerbangan milik pemerintah Garuda Indonesia resmi melarang penumpang pesawat yang memiliki Samsung Galaxy Note 7 untuk mengisi ulang daya baterai perangkat mereka selama di dalam kabin pesawat.

"Penumpang dilarang untuk mengisi ulang baterai perangkat tersebut selama dalam pesawat," seperti dikutip dari pernyataan resmi Garuda Indonesia, di laman web www.garuda-indonesia.com, Minggu (11/9/2016).

Langkah ini juga diikuti oleh maskapai berbiaya murah, Citilink Indonesia yang pada hari bersamaan ikut melarang penumpang agar tidak menggunakan telepon genggam buatan Korea Selatan itu.

"Hal ini menyusul pernyataan resmi dari Federal Aviation Administratio (FAA)," kata  Vice President Corporate Communication Citilink Indonesia Benny Siga Butarbutar dalam keterangan tertulis, Minggu.

Benny menjelaskan pelarangan penggunaan Samsung Galaxy Note 7 di dalam pesawat itu demi keselamatan dan keamanan. Imbauan pelarangan itu juga berlaku untuk ponsel jenis lainnya.

“Demi menjaga keselamatan dan keamanan penerbangan bersama, Citilink Indonesia mengimbau kepada seluruh penumpang untuk menonaktifkan seluruh peralatan elektronik, terutama Samsung Galaxy Note 7," ucap dia.

Sehubungan dikeluarkannya pengumuman dari Federal Aviation Administration (FAA) pada 8 September 2016 perihal adanya bahaya dari perangkat Samsung Galaxy Note 7.

Garuda menyampaikan bahwa setiap penumpang Garuda yang memiliki perangkat Samsung Galaxy Note 7 untuk menonaktifkan perangkat tersebut setiap saat selama penerbangan. Selain itu, perangkat tersebut juga tidak diperkenankan untuk diletakkan di bagasi tercatat milik penumpang.

Mengingat keprihatinan dan insiden yang terjadi baru-baru ini yang diajukan oleh Samsung tentang produknya, Galaxy Note 7, FAA sangat menyarankan penumpang untuk tidak mengaktifkan perangkat tersebut dalam pesawat terbang, atau menyelundupkannya di dalam bagasi.

Sebelumnya, pabrikan seluler asal Korea Selatan itu telah mendesak konsumen yang membeli produk mereka untuk berhenti menggunakan produk Galaxy Note 7 mereka, atau menukarkannya karena terkait dengan risiko baterai meledak.

Pada pekan lalu, pihaknya telah menarik kembali 2,5 juta telepon seluler itu setelah muncul laporan perangkat tersebut meledak selama pengisian.

Samsung mengatakan akan mengganti semua perangkat yang diserahkan itu per 19 September 2016. Mereka juga mengatakan keselamatan pelanggan mereka adalah prioritas mutlak.

"Sampai perangkat pengganti disediakan, Samsung meminta pelanggan telepon pintar Galaxy Note 7 untuk mematikan perangkat dan mengembalikannya ke tempat mereka membeli sebelumnya, untuk mendapatkan kesempatan (penggantian) lebih awal," ujar Samsung dalam keterangan resminya.

Sebelum Garuda Indonesia, maskapai penerbangan seperti Singapore Airlines, Qantas, dan Virgin Australia telah terlebih dahulu melaksanakan pelarangan itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire
Sumber : tempo.co
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper