Bisnis.com, JAKARTA – Menteri Pertanian Amran Sulaiman meyakini cadangan beras nasional saat ini mampu menopang kebutuhan penyaluran rastera (beras sejahtera) hingga April 2017 mendatang.
Amran mengatakan, ada beberapa faktor yang menopang kecukupan stok beras nasional seperti kenaikan serapan Bulog, penambahan luas tanam, dan produksi yang menunjukkan rekam sesuai harapan.
"Diperkirakan produksi padi 2016 akan lebih tinggi dibandingkan tahun lalu. Dengan upaya peningkatan luas tambahan tanam diperkirakan stok beras naik sehingga Desember-Februari yang dikenal dengan bulan paceklik, dapat kita antisipasi," jelas Amran di Jakarta, Senin (5/9).
Amran merincikan berdasarkan data yang dihimpun Kementan, luas tambah tanam padi selama Agustus 2016 yaitu 225.000 hektare (ha). Cadangan beras nasional per Agustus diperkirakan mencapai 2,06 juta ton sehingga diprediksi mencukupi kebutuhan hingga April 2017 mendatang.
Jika penambahan luas tanam sebesar 225.000 ha tersebut dikonversikan, maka Indonesia mendapat tambahan produksi padi sebanyak 900.000 ton atau setara sekitar 500.000 ton beras pada Agustus. Sepanjang 2016, penambahan luas tanam diprediksi mencapai 1 juta ha.
Pada 2015 lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi padi naik 6,42% menjadi 75,4 juta ton atau setara sekitar 42 juta ton beras. Adapun, Indonesia mengonsumsi 2,67 juta ton beras per bulan.
Produksi beras Tanah Air memang tidak rata sepanjang tahun, cenderung defisit di awal tahun sebelum kembali mencapai panen puncak pada Maret-Mei. Hal ini mendorong harga beras meroket di awal tahun sehingga pemerintah kerap memutuskan impor untuk menjaga harga stabil.
Selain itu, untuk menjaga harga beras stabil, Amran mengatakan pemerintah pun tengah menyusun kebijakan penetapan harga terendah dan tertingggi untuk beberapa komoditas strategis.
“Saat ini sedang disusun kebijakan harga acuan terendah dan acuan tertinggi untuk beras, jagung, gula, bawang merah, dan daging ayam. Kebijakan ini diikuti dengan upaya memperpendek tata niaga,” terang Amran.