Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Usai Lebaran dan Tahun Ajaran Baru, Balikpapan Deflasi

Setelah melewati momentum tahun ajaran baru dan mudik lebaran, laju inflasi Kota Balikpapan mengalami penurunan sebesar -0,18%, dikontribusi secara dominan oleh penurunan indeks harga kelompok bahan (-0,56) makanan sebesar -2,69%.
Ratusan pemudik masih memadati Pelabuhan Semayang sampai dengan Minggu 10 Juli 2016 meskipun Lebaran telah lewat./JIBI - Nadya Kurnia
Ratusan pemudik masih memadati Pelabuhan Semayang sampai dengan Minggu 10 Juli 2016 meskipun Lebaran telah lewat./JIBI - Nadya Kurnia

Bisnis.com, BALIKPAPAN - Setelah melewati momentum tahun ajaran baru dan mudik lebaran, Kota Balikpapan mengalami deflasi sebesar 0,18%, dikontribusi secara dominan oleh penurunan indeks harga kelompok bahan (-0,56%) makanan sebesar -2,69%.

Realisasi deflasi itu menduduki peringkat ketiga di seluruh Kalimantan setelah Kota Tarakan (-0,43%) dan Kota Tanjung (-0,53%). Sementara laju inflasi tertinggi berada di Kota Singkawang (0,78%), disusul oleh Kota Sampit (0,56%).

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik Kota Balikpapan, laju inflasi year to date mencapai 2,57% dan inflasi year-on-year mencapai 3,56%. 

"Setelah inflasi cukup tinggi di bulan-bulan sebelumnya, sekarang sudah kembali normal makanya tercatat deflasi. Laju inflasi selama Agustus sudah sesuai dengan perkiraan kami," jelas Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Balikpapan Suharman Tabrani, Kamis (1/9/2016).

Adapun kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan indeks harga selama Agustus adalah kelompok kesehatan, sebesar 1,21%, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 1,07%. Namun, kenaikan indeks harga pada dua kelompok ini tertutupi oleh penurunan indeks harga pada kelompok bahan makanan.

Lebih lanjut, Suharman memperkirakan laju inflasi Kota Balikpapan selama September akan sedikit meningkat bila dibanding dengan laju inflasi selama Agustus. Hal ini dikarenakan adanya momentum perayaan Hari Raya Idul Adha yang identik dengan meningkatnya permintaan dan konsumsi terhadap beberapa komoditas.

"Tapi levelnya tidak akan setinggi inflasi di bulan Ramadhan dan Idul Fitri. Namun demikian, ketersedian bahan pokok kebutuhan masyarat tetap harus dijaga dan keinginan berbelanja jangan sampai berlebihan, apalagi sampai menimbun," kata Suharman.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Nadya Kurnia

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper