Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kemenpar Optimis Raih Ranking 1 Destinasi Wisata Halal Dunia

Kementerian Pariwisata mulai menyusun road map pengembangan pariwisata halal. Indonesia menargetkan posisi nomor satu sebagai destinasi wisata halal dengan peningkatan jumlah wisatawan halal menjadi 5 juta kunjungan pada 2017.
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) didampingi Istri, Mufidah Jusuf Kalla melihat panorama Danau Toba, di Simalungun, Parapat, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Pemerintah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata prioritas di Indonesia. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi
Wakil Presiden Jusuf Kalla (kanan) didampingi Istri, Mufidah Jusuf Kalla melihat panorama Danau Toba, di Simalungun, Parapat, Sumatera Utara, Sabtu (30/7). Pemerintah menjadikan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 tujuan wisata prioritas di Indonesia. ANTARA FOTO/Irsan Mulyadi

Bisnis.com, JAKARTA - Kementerian Pariwisata mulai menyusun road map pengembangan pariwisata halal. Indonesia menargetkan posisi nomor satu sebagai destinasi wisata halal dengan peningkatan jumlah wisatawan halal menjadi 5 juta kunjungan pada 2017. 

Ketua Tim Percepatan Pengembangan Pariwisaya Halal Riyanto Sofyan mengatakan pada 2015 lalu total wisatawan muslim ke Indonesia hanya 1,8 kunjungan dari target 2,2 juta. Pada tahun ini jumlahnya ditargetkan menjadi 2,6 juta kunjungan. 

"Menurut global muslim travel index (GMTI), daya saing pariwisata halal kita masih di ranking 4 pada tahun lalu. Kami menargetkan bisa menjadi ranking 1 pada 2019 dan akan diupayakan menjadi ranking 1 pada 2017," ujarnya dalam jumpa pers di Kementerian Pariwisata, Kamis (25/8/2016). 

Guna merealisasikan hal tersebut, Riyanto mengatakan pada tahun fokus pengembangan akan dilakukan pada tiga destinasi wisata halal yakni Lombok, Aceh dan Sumatera Barat. 

Kemudian mulai tahun depan, pengembangan akan diperluas dengan tambahan tujuan destinasi lainnya Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jogjakarta, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Riau & Kepulauan Riau, Jawa Tengah, 

"Total ke-10 destinasi itu dipilih karena sudah kuat, artinya sudah menerapkan halal lifestyle by default oleh masyarakat, kalangan industri dan pemerintah. Sehingga akan lebih mudah untuk dipoles sedikit dengan upaya branding," tutur Riyanto. 

Dia menjelaskan, untuk mendapatkan posisi unggul sebagai destinasi halal, Indonesia harus memenuhi ada 11 kriteria yang bermuara pada aspek atraksi, amenitas, aksesibilitas. 

Misalnya atraksi yang ramah dan cocok dengan keluarga, fasilitas amenitas yang ramah bagi wisatawan muslim serta kemudahan berkomunikasi dan bandara yang ramah lingkungan.

Untuk atraksi, Indonesia telah mencapai target sejumlah 15 atraksi. Namun aspek aspek lain masih perlu digenjot, misalnya akomodasi yang memenuhi syarat masih berjumlah 25 dari target 250, dan restoran yang tersertifikasi hanya ada 155 dari target 500.

Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Wisata Budaya Kemenpar Lokot Ahmad Enda menuturkan selama ini kalangan industri pelaku memang sudah mulai bergerak mengambil peluang pariwisata halal. 

Akan tetapi gerakan tersebut belum dilakukan secara kolektif. Indonesia kalah cepat dengan Thailand dan Malaysia yang sudah sejak belasan tahun lalu menyiapkan pariwisata halalnya. 

"Sekarang pemerintah pusat dan daerah juga memfasilitasi sertifikasi halal bagi hotel, restoran dan makanan. Dulu bisa dibilang masih kurang sadar akan potensinya, tetapi kami lihat industri juga sudah mulai merespon dengan baik dan bergerak merebut peluang wisata halal ini," ujarnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Ropesta Sitorus
Editor : Rustam Agus
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper