Bisnis.com, JAKARTA – Kementerian Pertanian menargetkan tambahan luas tanam tahun ini dapat mensubsitusi kebutuhan jagung yang tahun lalu impornya mencapai 3,2 juta ton. Pada 2017, impor komoditas itu diharapkan dapat mencapai nol.
Dirjen Tanaman Pangan Kementan, Hasil Sembiring mengatakan sepanjang tahun ini, kementerian itu menganggarkan fasilitas penambahan luas tanam jagung hingga 2,2 juta hektare. Artinya, di penghujung tahun akan ada sekitar 8,8 juta ton tambahan produksi jaung dari perluasan tanam.
“Kalau lihat anggarannya, program penambahan luas tanam jagung di 2016 itu 1,5 juta hektare. Lalu dari revisi anggaran, ada penambahan lagi untuk 724.000 ha. Yang 1,5 juta ha itu rinciannya 1,2 juta ha dari daerah, 300.000 ha di pusat,” kata Hasil saat dihubungi Bisnis, Selasa (23/8/2016).
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat produksi jagung pada 2015 lalu naik 6,37% ke level 19,61 juta ton. Kendati produksi naik, impor tahun lalu masih cukup tinggi sehingga tambahan luas tanam diharapkan dapat menutup kebutuhan impor tersebut.
Selain itu, Hasil menggarisbawahi animo petani lokal yang terus meningkat untuk menanam jagung. Saat ini harga jagung di tingkat petani pun cukup bagus, sehingga secara langsung memberikan insentif bagi petani dalam negeri.