Bisnis.com, JAKARTA - PT Japfa Comfeed Indonesia, Tbk. (JAPFA) dan firma investasi terkemuka KKR mengumumkan kemitraan berupa investasi senilai US$80 juta, yang akan dialirkan untuk memenuhi permintaan unggas dan protein hewani di Indonesia.
Deputy Head of Corporate Finance JAPFA Putut Djagiri berpendapat investasi itu didasari oleh pertimbangan bahwa masih ada peluang besar untuk perkembangan yang berkelanjutan di industri agrifood Indonesia.
"Hal ini didorong oleh kuatnya pertumbuhan struktural konsumsi protein. Daging unggas kini menjadi pilihan utama masyarakat disebabkan oleh harganya yang terjangkau, preferensi diet konsumen, dan peningkatan penetrasi pasar," ujarnya dalam siaran pers, Selasa (16/8/2016).
Dengan 40 tahun pengalaman dan tim manajemen yang kuat, kata Putut, JAPFA siap berpartisipasi untuk memperkuat ketahanan pangan tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Asia. "Jejak kami sudah ada di Cina, Vietnam, Myanmar, dan India.”
Terkait kerja sama dengan KKR, dia mengaku telah melihat rekam jejak investasi dan pengalaman investasi KKR dalam mengelola agrikultur di Asia.
“Praktek agrikultur sudah berubah secara drastis dengan adanya kemajuan teknologi ditambah dengan perubahan demografis seperti meningkatnya kelas menengah yang mendorong peningkatan permintaan untuk bahan makanan berkualitas. KKR berkomitmen untuk bermitra dengan perusahaan-perusahaan dan tim-tim manajemen yang kuat seperti JAPFA,” ungkap Managing Director KKR Jaka Prasetya.
JAPFA adalah perusahaan kuat yang terus menerus menghasilkan laba mulai dari awal perjalanan mereka. Laporan keuangan kuartal II/2016 menunjukkan pendapatan JAPFA yang meningkat hingga 14,5% yang disebabkan oleh meningkatnya volume penjualan pakan ternak dan peternakan.
JAPFA juga memperoleh keuntungan dari bulan Ramadhan yang umumnya menjadi periode dengan konsumsi unggas yang tinggi. Efisiensi dalam operasi peternakan dan pakan ternak juga berperan dalam peningkatan keuntungan.
Indonesia memiliki peluang yang besar yang tercipta dari perekonomian yang dinamis, tren demografi yang menguntungkan, dan peningkatan pendapatan per kapita dan kini tengah berada di jalur yang benar untuk menjadi salah satu dari 10 ekonomi terbesar di dunia dalam 15 tahun ke depan.