Bisnis.com, JAKARTA – Setelah membuka lebar keran impor jeroan dan daging, Kementerian Pertanian berjanji akan melindungi sapi betina produktif yang selama ini kerap dipotong meski pemerintah melarang keras tindakan tersebut.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner (Kesmavet) Ditjen Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan, Sri Mukartini menyampaikan saat impor daging ditutup, 1 juta ekor sapi betina produktif dipotong setiap tahunnya.
“Akan ada upaya penyelamatan betina produktif yang dipotong sampai satu juta ekor per tahun. Ini menyebabkan ternak di daerah-daerah produksi terus menurun populasinya,” ujar Sri di Jakarta, Minggu (14/8/2016).
Pemerintah melarang pemotongan sapi betina produktif, karena ternak tersebut dianggap sebagai ‘mesin’ produksi sapi-sapi baru sehingga menopang kebutuhan daging di Tanah Air.
Di sisi lain, peternak sapi rakyat yang mengembangkan ternak sapi justru cenderung menahan sapi jantan mereka untuk dijual pada harga terbaiknya yaitu menjelang Idul Adha, sehingga sapi betina tetap dijual untuk kemudian dipotong.
Sri mengatakan Kementan akan menggodok beleid soal Penyelamatan Betina Produktif. Beleid ini akan mengatur sanksi tegas bagi yang melakukan pemotongan sapi betina.
Adapun, pertengahan bulan lalu pemerintah membuka impor jeroan dan daging potongan sekunder (secondary cut) yang selama ini hanya boleh diimpor perusahaan BUMN, kini boleh diimpor oleh perusahaan swasta.
Kebijakan itu diharapkan dapat mengurangi pemotongan sapi betina yang dipelihara masyarakat. Pemerintah pun membuka impor daging seluas-luasnya untuk dapat menekan harga komoditas itu hingga Rp80.000 per kilogram.