Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Percobaan Giling Pabrik Gula Kebun Tebu Mas Capai 7.000 TCD

Pabrik Gula (PG) milik PT Kebun Tebu Mas di Ngimbang Lamongan Jawa Timur mencatatkan produksi gula dengan kapasitas giling 6.000-7.000 TCD pada percobaan giling.
Tebu di kawasan pabrik gula/Ilustrasi
Tebu di kawasan pabrik gula/Ilustrasi

Bisnis.com, SURABAYA - Pabrik Gula (PG) milik PT Kebun Tebu Mas di Ngimbang Lamongan Jawa Timur mencatatkan produksi gula dengan kapasitas giling 6.000-7.000 TCD pada percobaan giling.

Direktur Operasional Kebun Tebu Mas, Agus Susanto mengatakan PG tersebut memiliki kapasitas 12.000 ton TCD. Namun diharapkan pada tahun depan PG tersebut sudah bisa melakukan giling perdana sesuai dengan kapasitas terpasang.

"Agar dapat melakukan giling perdana, kami melakukan pengembangan areal tebu di empat kabupaten yakni Lamongan, Gresik, Bojonegoro dan Tuban," katanya dalam siaran pers yang diterima, Kamis (10/8/2016).

Dia menjelaskan saat ini di empat kabupaten tersebut memang belum ada PG yang berdiri sehingga butuh pengembangan areal tanam tebu. Dengan asumsi giling 150-180 hari, setiap masa giling setidaknya diperlukan tebu sebanyak 1,80 juta-2,16 juta ton.

Adapun PG tersebut didirikan dengan konsep modern dan terintegrasi. PG tersebut dapat menghasilkan beragam jenis gula seperti gula kristal putih (untuk keperluan konsumsi langsung), gula industri (untuk bahan baku industri makanan/minuman), dan gula kristal mentah (untuk diolah lebih lanjut menjadi gula konsumsi dan gula industri).

PG tersebut juga didesain untuk bisa menghasilkan produk derivat melalui industri hilir, seperti listrik dari ampas, bio-ethanol dari tetes, dan bio-fertilizer dari limbah padat blotong. Investasi KTM juga berkontribusi terhadap penyerapan tenaga kerja lokal mencapai 300-500 orang.

"Ini belum termasuk tenaga kerja kebun dan tebang-angkut dalam jumlah lebih banyak," imbuhnya.

Agus menambahkan, dalam hal kemitraan, Kebun Tebu Mas menjalin kerja sama dengan petani sekitar dengan menggunakan sistem pembelian tebu secara beli putus sehingga petani mendapatkan layanan dan uang hasil penjualan tebu secara cepat.

"Dengan begini risiko setelah tebu digiling menjadi tanggung jawab PG sepenuhnya. Konflik tentang perhitungan rendemen yang selama ini sering terjadi praktis dapat dieleminir," imbuhnya.

Dengan cara tersebut, katanya, petani langsung dapat memanfaatkan uang diperoleh untuk diinvestasikan kembali ke kebun tanpa harus menunggu penjualan gula dan terhindar dari dampak fluktuasi harga yang seringkali kurang menguntungkan.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Peni Widarti

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper