Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah diminta segera memperbaiki segala kekurangan di Terminal 3 Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng agar kesemrawutan yang terjadi pada hari pertama pengoperasian terminal tidak terjadi kembali di masa mendatang.
Wakil Ketua Komisi V DPR Muhidin Mohamad Said mengatakan beroperasinya Terminal 3 memang patut diapresiasi. Pasalnya, kebutuhan untuk menambah terminal baru di Soekarno-Hatta sudah mendesak.
“Jujur, memang masih banyak kelemahan terutama menyangkut informasi. Tetapi, saya kira masih wajar, karena terminal baru. Apalagi, kapasitas terminal itu sangat besar, panjangnya mencapai 1,2 km,” katanya di Jakarta, Rabu (10/8/2016).
Oleh karena itu, Muhidin meminta pemerintah terutama Angkasa Pura II dan PT Garuda Indonesia Tbk. (GIAA) untuk segera memperbaiki segala kekurangan di Terminal 3 agar tidak menimbulkan persoalan di kemudian hari.
Selain itu, dia juga berharap kelengkapan sarana penunjang di Terminal 3 antara lain seperti penghubung antarterminal dan kereta bandara dapat segera direalisasikan. Alhasil, pelayanan terhadap penumpang angkutan udara akan lebih maksimal.
“Terminal 3 ini sebenarnya merupakan kebanggaan buat kita, dan pelayanannya pun sudah lebih baik ketimbang terminal sebelumnya. Lagipula, saya lihat Terminal 3 sudah cukup mengurai kepadatan di terminal lainnya,” ujarnya.
Seperti diketahui, kondisi fisik Terminal 3 pada hari pertama dioperasikan belum seluruhnya rampung. Banyak pekerjaan yang belum diselesaikan, terlihat dengan banyaknya area yang tertutup terpal.
Bahkan, dari sisi pelayanan sisi udara pun juga belum berjalan maksimal. Beberapa garbarata masih belum berfungsi, sehingga para penumpang terpaksa menggunakan bus, untuk menuju lokasi pesawat berada.
Dengan kata lain, pengoperasian Terminal 3 pada 9 Agustus 2016 dinilai terlalu dipaksakan, meskipun pada saat yang sama, baik operator bandara maupun maskapai telah menyiapkan sejumlah petugas tambahan.
Akibatnya, sejumlah penerbangan Garuda mengalami keterlambatan atau delay. Sebagai contoh, penerbangan Garuda dari Cengkareng menuju Jambi terpaksa berangkat keesokan paginya, dari jadwal terbang sebelumnya pada 19.00 WIB.
Direktur Utama Garuda Indonesia M. Arif Wibowo mengakui bahwa ada sejumlah penerbangan yang mengalami keterlambatan. “Ada beberapa yang terkena delay,” katanya dalam pesan singkat yang diterima Bisnis.
Sayangnya, dia enggan menyebutkan total jumlah penerbangan yang terkena keterlambatan itu. Dia juga tidak menjelaskan apakah penyebab keterlambatan disebabkan ketidaksiapan Terminal 3. Meski begitu, dia juga tidak membantah.
Sementara itu, Pengurus Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sudaryatmo menilai bahwa keterlambatan penerbangan Garuda bukan disebabkan Terminal 3, tetapi lebih disebabkan oleh kapasitas landas pacu.
“Sebenarnya problem overcapacity itu, bukan terkait terminal saja, tapi juga runway. Kapasitas terminal bertambah, tetapi runway-nya tidak berubah. Saya kira fokus mengatasi delay itu yah runway,” tuturnya.
Oleh karena itu, Sudaryatmo berharap pemerintah juga memprioritaskan penambahan landas pacu di Soekarno-Hatta, seiring dengan perbaikan segala kekurangan di Terminal 3. Dengan demikian, tingkat pelayanan di Soekarno-Hatta menjadi lebih baik.