Bisnis.com, MEDAN--Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tetap membuka kran impor jeroan karena atas keinginan/permintaan rakyat.
"Banyak yang komentari kebijakan impor jeroan dengan mengatakan saya tidak konsisten dengan perkataan atau peraturan yang sebelumnya melarang impor jenis itu. Tetapi saya tidak peduli karena impor memang karena kebutuhan rakyat," katanya di Deliserdang, Sumut, Senin.
Dia mengatakan itu di sela acara panen dan tanam padi di Desa Cinta Damai, Percut Sei Tuan, Deliserdang, Sumut.
Selain karena kebutuhan, impor juga dilakukan melihat harga jeroan termasuk daging sapi di dalam negeri yang jauh lebih mahal dari harga di luar negeri.
Di luar negeri harga jeroan misalnya sekitar 1 dolar AS per kg atau jauh lebih murah dari harga di dalam negeri yang berkisar 7 dolar AS.
"Jadi saya pikir yang protes itu karena ada yang keuntungannya berkurang dengan kebijakan impor jeroan itu seperti halnya daging," katanya.
Dia menegaskan, dirinya atau pemerintah konsisten pada kepentingan rakyat dan ideologi.
"Oleh karena itu bukan hanya pernyataan peraturan menteri. Bahkan Peraturan Presiden bisa diubah kalau untuk kepentingan rakyat," kata Amran Sulaiman.
Sebelumnya, larangan impor jeroan jenis paru, usus, dan babat ada di Permentan Nomor 50/Permentan/OT.140/9/2011 tentang Rekomendasi Persetujuan Pemasukan Karkas, Daging, Jeroan, dan Olahahan ke Indonesia.
Berbeda dengan daging secondary cut yang impornya hanya oleh perusahaan BUMN yakni Bulog, maka impor jeroan untuk swasta.
Mentan : Impor Jeroan Permintaan Rakyat
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan pemerintah tetap membuka kran impor jeroan karena atas keinginan/permintaan rakyat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Newswire
Editor : Rustam Agus
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
1 jam yang lalu