Bisnis.com, JAKARTA – Badan Pengelola Dana Perkebuan (BPDP) Kelapa Sawit merencanakan melakukan repanting atau penanaman kembali tanaman kelapa sawit yang usianya terbilang masih muda yaitu 10-15 tahun.
Syaratnya, tanaman muda terebut merupakan milik petani yang sejak awal menggunakan bibit yang palsu atau tidak benar.
Penggunaan bibit tersebut dapat menyebabkan produktivitas minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) rendah, menyentuh 1 ton per hektare per tahun.
Direktur Utama BPDP-KS, Bayu Krisnamurthi menyampaikan program replanting dini ini tengah melalui kajian dan riset. Adapun, potensi terbesar produktivitas tanaman kelapa sawit yaitu 8 ton CPO per hektare per tahun.
Dia mengatakan dibutuhkan bukti ilmiah untuk dapat menyebut suatu tanaman harus diremajakan segera saat usianya terbilang muda. Salah satu faktor yang mendorong keharusan replanting dini yaitu penggunaan bibit yang tidak benar sehingga produktivitasnya rendah.
“Ada teknologi yang baru ditemukan di dunia pada September tahun lalu. Sekarang kami lagi riset untuk memukan informasi soal berapa banyak yang menggunakan bibit yang salah. Harus ada bukti ilmiah agar dapat dipertanggungjawabkan. Kami siap berapa pun biayanya,” ujar Bayu di Jakarta, Kamis (21/7).
Dia menyebut negara produsen CPO terbesar kedua dunia yaitu Malaysia, telah melakukan penelitian soal berapa banyak tanaman kelapa sawit mereka yang harus di-replanting karena bibit yang tidak bagus. Angkanya yaitu sekitar 11%-13% dari total luasan lahan sawit Negeri Jiran.
Selama ini, BPDP-KS hanya melakukan peremajaan pada kebun-kebun yang sudah cukup tua yaitu di atas 30 tahun yang produktivitasnya juga terus tergerus.