Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Penduduk Miskin di Desa-desa Jawa Timur Meningkat

Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada tahun ini turun 0,23% menjadi 12,05% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 12,28% dari total penduduk.
Warga miskin/bisnis.com
Warga miskin/bisnis.com

Bisnis.com, SURABAYA - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur merilis jumlah penduduk miskin di Jawa Timur pada tahun ini turun 0,23% menjadi 12,05% dibandingkan tahun lalu yang mencapai 12,28% dari total penduduk.

Kepala BPS Jatim, Teguh Pramono mengatakan penurunan tersebut berdasarkan perbandingan data kemiskinan pada September 2015 dengan Maret 2016.

"Berdasarkan daerah kota dan desa, selama satu semester (September 2015 -Maret 2016) penduduk miskin di perkotaan turun 0,47%, sedangkan di pedesaan mengalami kenaikan 0,17%," katanya seperti dikutip dalam siaran pers, Senin (18/7/2016).

Teguh menjelaskan, ada beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan persentase penduduk miskin tersebut, di antaranya selama periode September 2015-Maret 2016 terjadi inflasi 1,31%, harga beras mengalami penurunan 0,10% dari Rp9.702/kg menjadi Rp9.690/kg.

Selain itu, beberapa komoditas bahan pokok mengalami penurunan seperti telur ayam ras dan tempe, yaitu masing-masing turun sebesar 3,54% dan 0,17%.

Adapun pada periode tersebut, terjadi perubahan garis kemiskinan di Jatim. Garis kemiskinan merupakan harga yang dibayar oleh kelompok acuan untuk memenuhi kebutuhan pangan sebesar 2.100 kkal/kapita/hari dan kebutuhan non-pangan esensial seperti perumahan, sandang, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan lainnya.

Kenaikan garis kemiskinan di perkotaan sedikit lebih tinggi yakni mengalami peningkatan 1,67% atau naik Rp5.297/kapita/bulan dari Rp316.464/kapita/bulan menjadi Rp321.761/kapita/bulan. "Kenaikan di perkotaan ini sedikit lebih tinggi dari pada di pedesaan yakni di kota naik 1,7%, sedangkan garis kemiskinan di desa naik 1,68%," jelasnya.

Peningkatan garis kemiskinan tersebut, meliputi garis kemiskinan makanan (1,68% untuk perkotaan dan 1,22% untuk perdesaan) dan garis kemiskinan bukan makanan (1,75% untuk perkotaan dan 3,11% untuk perdesaan).

Teguh menjelaskan, ada 6 komoditas yang secara persentase memberikan kontribusi yang cukup besar pada garis kemiskinan makanan yaitu beras, rokok filter, gula pasir, telur ayam ras, tempe, dan tahu. Komposisi tersebut terjadi pada semua wilayah baik di pedesaan maupun perkotaan.

"Peranan komoditi makanan terhadap garis kemiskinan jauh lebih besar dibanding peranan komoditi bukan makanan (perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan). Pada Maret ini, kontribusi garis kemiskinan makanan terhadap garis kemiskinan sebesar 73,49%," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Peni Widarti
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper