Bisnis.com, JAKARTA - Bank sentral Malaysia secara tidak terduga memangkas suku bunga untuk pertama kalinya dalam tujuh tahun.
Pemangkasan suku bunga itu dilakukan Bank Sentral Malaysia mengikuti langkah negara-negara lain di Asia, dari Indonesia hingga Taiwan yang melakukan pelonggaran kebijakan tahun ini guna mendorong ekonomi di tengah meningkatnya risiko global.
Dalam sebuah pernyataan pada Rabu (13/7/2016) disebutkan Bank Negara Malaysia menurunkan suku bunga overnight sebesar 25 bps ke level 3%.
Reza Siregar dari Goldman Sachs Group Inc. menjadi satu-satunya dari 18 ekonom dalam survei Bloomberg yang memprediksi kemungkinan penurunan tersebut. Sementara itu 17 ekonom lainnya memprediksi tidak akan ada perubahan.
“Kemungkinan sumber-sumber pertumbuhan domestik tidak akan cukup untuk meredam risiko penurunan dari sisi eksternal,” kata Julia Goh, ekonom United Overseas Bank Ltd di Kuala Lumpur sebelum adanya keputusan tersebut seperti dikutip dari Bloomberg, Rabu (13/7/2016).
Hanya dalam dua bulan setelah memulai pekerjaannya, Gubernur Muhammad Ibrahim menghadapi peningkatan tekanan untuk menurunkan biaya pinjaman guna memacu pertumbuhan ekonomi yang diprediksi akan berjalan di titik paling lambat dalam tujuh tahun terkahir di tengah jatuhnya pendapatan minyak dan pelemahan ekspor.
Keputusan Inggris yang mengejutkan bulan lalu untuk keluar dari Uni Eropa juga telah menyelimuti outlook pertumbuhan global , dan mengurangi permintaan atas produk-produk dari Malaysia.
Bank sentral Malaysia juga menurunkan prediksi angka inflasinya ke level 2%-3% dari sebelumnya 2.5%-3.5%. Indeks harga konsumen meningkat 2% pada Mei dibandingkan tahun lalu.
Mata uang Malaysia menguat 7.5% terhadap dolar tahun ini. Ringgit Malaysia menyuguhkan performa paling baik di Asia setelah Yen Jepang.