Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

La Nina, Produksi Gula Nasional Terancam di Bawah Target

Produksi gula di Tanah Air hingga akhir tahun diperkirakan lebih rendah dari proyeksi Kementerian Pertanian yang semula ditetapkan 2,6 juta ton.
Salah satu pabrik gula PTPN IX di Kudus. /PTPN IX
Salah satu pabrik gula PTPN IX di Kudus. /PTPN IX

Bisnis.com, JAKARTA - Produksi gula di Tanah Air hingga akhir tahun diperkirakan lebih rendah dari proyeksi Kementerian Pertanian yang semula ditetapkan 2,6 juta ton.

Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Gamal Nasir mengatakan produksi selama musim giling tahun ini bisa 10%-20% di bawah target 2,6 juta ton akibat intensitas hujan yang tinggi sebagai dampak La Nina. Akibat curah hujan yang tinggi, rendemen tebu menurun.

Gamal mengatakan rendemen 7% merupakan 'keberuntungan' jika dapat dicapai tahun ini. "Memang musim kemarau basah. Itu yang menyebabkan turun nantinya," katanya, Selasa (12/7/2016).

Kendati demikian, tuturnya, taksasi produksi gula baru akan ditetapkan setelah puncak giling yang berlangsung Agustus. Adapun musim giling tebu di Tanah Air biasanya dimulai Mei dan berakhir November.

Soal rencana impor gula mentah (raw sugar) yang ditugaskan Menteri BUMN kepada PTPN X, Kementan mengusulkan hendaknya direalisasikan di luar musim giling. Pasalnya, importasi selama musim giling akan menekan harga di tingkat petani.

Meskipun Kementan tak terlibat penuh dalam rencana impor 381.000 ton raw sugar itu, Gamal mengatakan sejauh ini pengajuan impor yang dilakukan oleh PTPN X belum disetujui Kementerian Perdagangan.

"Dikhawatirkan harga gula di tingkat petani akan turun kalau impor. Biasanya psikologisnya begitu. Makanya timing-nya harus tepat," ujarnya.

Sebelumnya, Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) Wilayah Pabrik Gula Ngadiredjo, Kabupaten Kediri, memperkirakan rendemen pada musim giling kali ini turun dari realisasi tahun lalu menyusul tingginya curah hujan tanpa diduga-duga pada pertengahan tahun ini.

Sekretaris APTRI Wilayah PG Ngadiredjo Karmadji mencatat rata-rata rendemen PG milik PTPN X itu hingga 20 Juni sekitar 7,2%. Dalam beberapa waktu terakhir, rendemen turun ke kisaran 6,5% (Bisnis, 19/6/2016).

Curah hujan yang tinggi saat ini sesungguhnya di luar dugaan petani karena pada bulan-bulan yang berbarengan dengan masa panen tebu ini biasanya Kediri dan sekitarnya kemarau sehingga baik bagi kualitas tebu.

Adapun PG Ngadiredjo selama ini dikenal menghasilkan rendemen tinggi di atas 8%. Tahun lalu, realisasi rata-rata rendemen PG di Kecamatan Kras, Kabupaten Kediri, itu 8,6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Sri Mas Sari
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper