Bisnis.com, JAKARTA—Indonesia National Air Carriers Association memperkirakan pertumbuhan jumlah pemudik yang menggunakan angkutan udara pada tahun ini terbilang lebih tinggi dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Penerbangan Berjadwal Indonesia National Air Carriers Association (INACA) Bayu Sutanto mengatakan rata-rata pertumbuhan penumpang angkutan udara pada musim Lebaran biasanya di kisaran 12%-15%. “Sekarang ini, orang itu kan enggak nyaman kalau naik moda darat. Apalagi, rute penerbangan saat ini juga sudah menyentuh daerah-daerah terpencil. Saya kira pertumbuhan penumpang kali ini bisa lebih tinggi,” katanya di Jakarta, Senin (11/07).
Kementerian Perhubungan mencatat jumlah penumpang angkutan udara domestik sepanjang periode H-12 hingga H2+3 mencapai 4,26 juta penumpang, naik 15% dari periode yang sama tahun lalu sebesar 3,71 juta penumpang. Sementara itu, jumlah penumpang angkutan udara internasional sepanjang periode H-12 hingga H2+3 mencapai 664.097 penumpang, naik 16% ketimbang periode yang sama tahun lalu sebesar 573.020 penumpang. “Melonjaknya jumlah penumpang tersebut juga menjadi sentimen positif bagi para maskapai, setelah sebelumnya mengalami low season.
Tentunya, maskapai juga pasti memanfaatkan momen ini dengan sebaik-baiknya,” tuturnya. Kendati demikian, lanjutnya, peningkatan frekuensi terbang dan jumlah penumpang pada musim mudik Lebaran tersebut ternyata menyebabkan tingkat ketepatan waktu terbang (on time performance/OTP) para maskapai menurun. Menurutnya, menurunnya OTP di masa mudik Lebaran atau peak season merupakan hal yang wajar mengingat frekuensi terbang yang tinggi. Apalagi, kapasitas ketersediaan waktu alokasi terbang (slot time) juga terbatas, sehingga lalu lintas udara menjadi padat.
“Saya kira sekarang mungkin lebih jelek sedikit deh ketimbang tahun sebelumnya. Menaikkan OTP memang susah karena slot yang padat, sehingga pengaturan juga mungkin menjadi lebih sulit. Tapi saya kira masih normal lah,” ujarnya. Seiring dengan pertumbuhan penumpang, Bayu menambahkan bahwa rata-rata tingkat keterisian pesawat (load factor) sepanjang mudik Lebaran ini mencapai sekitar 95%. Dia memperkirakan load factor kali ini bakal lebih baik ketimbang tahun sebelumnya. Dia optimistis jumlah pemudik yang menggunakan angkutan udara bakal lebih tinggi pada tahun-tahun mendatang.
Menurutnya, dengan kejadian macet parah di Tol Brebes Exit Timur beberapa waktu yang lalu, pemudik bakal cenderung beralih mencari moda transportasi lainnya yang lebih nyaman. Sementara itu, Sekretaris Jenderal Kemenhub Sugihardjo mengatakan pertumbuhan jumlah penumpang angkutan udara pada mudik Lebaran tahun ini sangat tinggi. Bahkan, melewati prediksi awal sebelumnya sebesar 7%.
“Namun ternyata, dari H-12 sampai dengan H2+3 saja, jumlah penumpang angkutan udara sudah mencapai 15%. Saya kira ini satu hal yang luar biasa, karena prediksi kami meleset cukup jauh,” katanya Sugihardjo menambahkan tingginya minat para penumpang untuk menggunakan angkutan udara dalam mudik dan balik Lebaran tahun ini disebabkan oleh beberapa faktor a.l. daya beli masyarakat yang meningkat dan tarif angkutan udara yang lebih terjangkau. “Dulu kan mahal sekali, bedanya sama bus itu bisa sepuluh kali lipat, sekarang tidak terlalu jauh. Jadi, ini kompetisinya jalan,” tuturnya.