Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Peneliti Marine Geo Science Indonesia Tak Sebanding Luas Lautan

Jumlah peneliti geosains laut atau marine geoscience Indonesia masih sangat minim meski dua per tiga luas wilayah berupa lautan.
Ilustrasi: Pesona laut Indonesia/indonesia.travel
Ilustrasi: Pesona laut Indonesia/indonesia.travel

Bisnis.com, JAKARTA - Indonesia membutuhkan banyak peneliti geoscience yang hingga saat ini masih jauh proporsinya dibandingkan luas lautan di Tanah Air.

Jumlah peneliti geosains laut atau marine geoscience Indonesia masih sangat minim meski dua per tiga luas wilayah berupa lautan.

"Secara statistik berapa coba peneliti marine geoscience kita? Jumlahnya masih sangat terbatas, sementara dua per tiga luas wilayah Indonesia berupa perairan," kata Kepala Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Iskandar Zulkarnain di Jakarta, Kamis (30/6/2016).

Menurut dia, masih begitu banyak potensi yang ada di laut yang belum tersentuh, seperti sumber daya mineral bawah laut, hingga potensi bencana yang harus dipahami dari pergerakan lempeng bumi di dasar samudera.

"Datanya harus dikumpulkan untuk bisa pahami kondisi yang sedang berlangsung di bawah laut, dan itu tugas peneliti geosains. Ini jadi tantangan bagi Indonesia mengingat jumlahnya (geosains laut) sangat sedikit," ujar dia.

Karena itu, menurut dia, ekspedisi Marine Investigation of the Rupture Anatomy of the 2012 Great Earthquake (MIRAGE) bersama seperti yang dilakukan dengan Institut de Physique du Globe de Paris (IPGP) Prancis dan Earth Observatory of Singapore (EOS) menjadi harapan dapat melakukan pembangunan kapasitas peneliti-peneliti muda Indonesia.

Pemerintah atau dalam hal ini Bappenas, kiranya dapat mendukung peningkatan jumlah dan penguatan kapasitas sumberdaya manusia (SDM) di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek), termasuk untuk peneliti.

"Kalau tidak dimulai dari sekarang bisa-bisa peneliti asing semua yang meneliti di perairan Indonesia," ujar dia.

Secara umum LIPI menghadapi persoalan terkait dengan jumlah peneliti, karena di 2015-2016, lembaga penelitian ini "kehilangan" 200 peneliti.

"Kalau sampai kebijakan penghentian sementara (moratorium) perekrutan Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) yang berlangsung hingga periode 2019 berlaku juga untuk peneliti maka akan berbahaya," katanya.

Sebelumnya Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Yuddy Chrisnandi mengatakan masih ada kesempatan untuk melakukan perekrutan CPNS baru karena pemerintah menerapkan moratorium terbatas.

Meski demikian pemerintahan akan merekrut pegawai di bidang dan jumlah terbatas serta sangat selektif, seperti tenaga ahli atau peneliti. Jika moratorium tetap dilakukan untuk lembaga penelitian dikhawatirkan tenaga ahli seperti ahli mikrobiologi, ahli tanaman, atau ahli nuklir akan semakin langka.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Editor : Saeno
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper