Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

BANDARA SOETTA: Pembangunan Jalur Penghubung Dimulai Agustus 2016

PT Angkasa Pura II memperkirakan proyek pembangunan jalur penghubung antara landas pacu utara dan selatan di timur (east cross taxiway) Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng baru dimulai Agustus-September 2016.
Ilustrasi
Ilustrasi

Bisnis.com, JAKARTA - PT Angkasa Pura II memperkirakan proyek pembangunan jalur penghubung antara landas pacu utara dan selatan di timur (east cross taxiway) Bandara Soekarno-Hatta Cengkareng baru dimulai Agustus-September 2016.

Director of Operations & Engineering PT Angkasa Pura II Djoko Murjatmodjo mengatakan saat ini proses tender tahap pertama sedang berlangsung. Rencananya, pembangunan tahap pertama tersebut akan diprioritaskan di sisi utara.

“Mudah-mudahan proses tender tidak batal lagi. Kami seringnya itu batal terus, kadang yang cuma dua peminat dan segala macam. Kami targetkan Agustus-September itu, proyek east cross taxiway sudah mulai jalan,” tuturnya di Jakarta, (29/6/2016).

Djoko menambahkan pada tahap pertama pembangunan jalur penghubung tersebut nantinya akan memakan waktu selama 8-9 bulan. Setelah itu, lanjutnya, Angkasa Pura II akan mulai mengerjakan jembatan pada tahap kedua.

Kemudian, pada tahap terakhir, BUMN itu akan menuntaskan pembangunan jalur penghubung di sisi selatan. Secara keseluruhan, total waktu yang dibutuhkan Angkasa Pura II dalam membangun east cross taxiway sekitar 2-2,5 tahun.

“Jadi nantinya itu ada tiga tahap. Kami nanti akan buat jembatan yang lumayan besar agar pesawat berbadan besar, dan bentang sayap yang lebar itu bisa masuk, sehingga harus hati-hati dalam pengerjaannya,” tuturnya.

Seperti diketahui, pengelola 13 bandara di Indonesia Barat itu merencanakan proyek pembangunan east cross taxiway senilai Rp1,5 triliun akan dimulai tahun ini, dan akan rampung pada 2017 sebelum pelaksanaan Asian Games 2018.

Infrastruktur tambahan yang bakal menghubungkan landas pacu utara dan selatan itu merupakan syarat utama pelaksanaan pemisahan fungsi landas pacu atau segregrasi landas pacu, sekaligus meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat.

Apabila tidak ada aral melintang, east cross taxiway dengan dua jalur di bandara tersibuk se-Indonesia itu juga bisa dilewati oleh pesawat berbadan lebar (widebody) sekelas Airbus A330, Boeing 777 maupun B747.

Sementara itu, Menteri Perhubungan Ignasius Jonan sebelumnya meminta Angkasa Pura II segera mempercepat pembangunan east cross taxiway guna meningkatkan kapasitas pergerakan pesawat di Soekarno Hatta.

“Saya minta Angkasa Pura II, untuk dua runway ini, harus ada east cross taxiway. Kalau ada, runway itu bisa diatur lebih baik, yang satu untuk take off, yang satu lagi untuk landing, ini sekarang kan campur,” tuturnya.

Jonan menilai belum adanya east cross taxiway tersebut menyebabkan kapasitas pergerakan pesawat di Soekarno Hatta sulit untuk dinaikkan. Saat ini, kapasitas pergerakan pesawat di Soekarno Hatta dibatasi maksimal 72 pergerakan/jam.

Selain itu, dia juga meminta Angkasa Pura II untuk memperkuat landasan pacu, termasuk parkir pesawat dan lain sebagainya. Tak ketinggalan, dia juga meminta AirNav Indonesia untuk segera menerapkan sistem automated untuk flight plan.

“Angkasa Pura II memang sedang membangun runway ketiga, tapi saya minta ini dulu diperbaiki. Kalau dual runway diperbaiki, east cross ada, automation flight plan ada, ini bisa menaikkan kapasitas hingga 100 pergerakan/jam,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper