Bisnis.com, SEMARANG - Pasar murah yang diselenggarakan di sejumlah wilayah Jawa Tengah berkontribusi terhadap penurunan inflasi pada Juni yang diperkirakan di angka 0,4%-0,5% atawa lebih dibandingkan dengan periode sama tahun lalu.
Kepala Bank Indonesia Kanwil Jateng Iskandar Simorangkir menyatakan menjelang Lebaran terjadi permintaan masyarakat akan kebutuhan pokok yang berimbas pada kelangkaan barang dan lonjakan harga.
Namun demikian, Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) beserta stakeholder terkait bergerak cepat dengan menggelar pasar murah yang menyediakan kebutuhan pokok masyarakat.
Menurutnya, langkah itu dinilai cukup efektif karena memberikan efek psikologis kepada para pedagang. Nyatanya, dari awal bulan Ramadan sampai H-7 Lebaran harga komoditas pokok relatif terkendali dan perkiraan tahun lalu inflasi jelang Lebaran diangka 0,7%.
“Tahun ini, kami perkirakan inflasi lebih terkendali. Dikisaran 0,4%-0,5%” terang Iskandar, Rabu (29/6/2016) malam.
Selain pasar murah, TPID juga melakukan kunjungan lapangan secara langsung di antaranya ke gudang beras Bulog, gudang gula, dan pasar tradisional.
Kendati harga terkendali, katanya, hal yang perlu diwaspadai adalah terjadinya peningkatan harga cabai merah dan cabai hijau. Menurutnya, cabai merupakan salah satu komoditas pokok yang berkontribusi cukup besar terhadap terjadinya inflasi di Jateng.
Dalam hal ini, BI selalu memantau perkembangan harga komoditas pangan di sejumlah daerah melalui aplikasi SiHati. Untuk saat ini, terlihat harga cabai merah ini sudah masuk zona sudah merah.