Bisnis.com, JAKARTA - Sebanyak 14 perusahaan tercatat menaruh minat terhadap dua pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) milik Chevron yang akan dilepas.
Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Rida Mulyana mengatakan terdapat 14 perusahaan yang meminta izin untuk membuka data atas dua wilayah kerja yang akan dilego.
Chevron sendiri rencananya akan melakukan penjualan saham (farm out) PLTP Salak dengan kapasitas 370 Megawatt (MW) dan Derajat dengan kapasitas 240 MW.
"Baru minta izin buka data. Mereka kan lihat dulu. Kalau sudah ada 14 penawar," ujarnya di Jakarta, Senin (27/6).
Meski begitu, pihaknya belum menyebut 14 peminat wilayah kerja panas bumi yang akan dijual. Adapun, memerlukan waktu dari mulai izin membuka data, hingga akhirnya kepemilikan saham berpindah tangan.
Paling cepat, ujarnya, bisa selesai pada akhir tahun. "Dari buka [data] ada jeda, kaji dong. Evaluasi, baru akhir tahun paling cepat," katanya.
Hingga saat ini, Rida menyebut, belum mengetahui penyebab dijualnya dua wilayah kerja panas bumi Chevron. Dia menilai penjualan aset PLTP dikarenakan hal itu bukanlah bisnis utama Chevron.
Di sisi lain, sektor migas masih tertekan pasca penurunan harga minyak mentah dunia dan Chevron masih memiliki sejumlah proyek pengembangan di sektor migas seperti Indonesia Deep Water Development yang hingga saat ini belum diteken rencana pengembangannya (plan of development/PoD).
"Main business dia [Chevron] bukan di sana [panas bumi], tetapi di migas."