Bisnis.com, JAKARTA - Sejumlah proyek bendungan yang termasuk ke dalam Proyek Strategis Nasional seperti Bendungan Tukul, Gongseng dan Pidekso terancam mundur dari target operasional sebagai dampak terkena efisiensi anggaran senilai Rp8,4 triliun di Kementerian PUPR.
Kepala Pusat Bendungan Imam Santoso mengatakan sejauh ini konstruksi ketiga bendungan tersebut terkendala pengadaan lahan, sehingga pemerintah mengusulkan adanya rekomposisi anggaran dana konstruksi bendungan tersebut yang seharusnya dicairkan tahun ini, menjadi tahun depan.
“Kendalanya memang di lahan, sehingga khawatir anggaran konstruksi tahun ini tidak sepenuhnya terserap, sehingga itu yang direkomposisi. Namun masih bisa dianggarkan, kita kejar di tahun-tahun selanjutnya,” ujarnya, Kamis (16/6/2016).
Sebelumnya Dirjen SDA Mudjiadi mengusulkan kepada Komisi V DPR bahwa pemotongan seniai Rp1,96 triliun di direktoratnya terdiri dari Rp936,25 miliar untuk program kategori banjir, lahar gunung berapi dan pantai, Rp534,60 miliar untuk proyek irigasi, rawa dan tambak, Rp423,22 miliar proyek waduk, embung dan situ serta Rp27,50 miliar proyek pengelolaan SDA terpadu seperti pengadaan kendaraan, rehabilitasi gedung.
"Program efisiensi itu berdampak pada proyek yang terdapat di 24 provinsi. Kami juga melakukan rekomposisi lima bendungan on going," ujarnya.
Dia menjelaskan, dengan rekomposisi itu maka uang konstruksi kelima bendungan berjalan itu akan dipotong sebagian dan dialihkan ke tahun selanjutnya.
Adapun kelima bendungan dimaksud sebagian besar terletak di Bengawan Solo, seperti Bendungan Tukul, Gong Seng, Pidekso, Proyek bendungan tersebut terkendala pengadaan lahan sehingga sebagian dana konstruksi dapat dialihkan pada tahun depan.
"Kebanyakan karena masalah tanah. Jadi kita lihat kalau tanah tidak ada kan konstruksi tidak bisa, daripada tidak terserap lebih baik kita potong. Target operasionalnya pembiayaan harusnya tahun ini selama tiga tahun, bisa menjadi empat tahun. Tapi ini masih diusulkan, belum disetujui," ujarnya.