Bisnis.com, BANDUNG—Pembangunan jembatan fly over Antapani Bandung senilai Rp33,5 miliar menggunakan teknologi khusus berupa struktur baja bergelombang dengan kombinasi timbunan ringan mortar busa yang mengganti agregat tanah.
Inovasi ini diklaim dapat menghemat biaya waktu konstruksi dan menghemat biaya hingga 60%.
Kepala Pusat Penelitan dan Pengembangan Jalan dan Jembatan (Pusjatan) Balitbang Kementerian PUPR Herry Faza menjelaskan pihaknya telah melakukan pengujian dan penghitungan yang cermat mengenai kekuatan jembatan sehingga tidak perlu diragukan lagi.
“Waktu dan biaya pelaksanaaanya lebih murah karena tidak memerlukan area yang luas. Kita mengganti agregat tanah yang biasa digunakan denan mortar busa yang ringan.,” ujarnya dalam sambutannya pada seremoni peletakan batu pertama, Jumat (10/06/2016).
Pencanangan tersebut turut dihadiri Menteri PUPR Basoeki Hadimoeljono, Wakil Gubernur Jawa Barat Deddy Mizwar dan Walikota Bandung Ridwan Kamil.
Dia mencontohkan untuk membangun satu buah jembatan layan dengan struktur beton bertulang, anggaran yang dibutuhkan sekitar Rp120 miliar.
Angka ini jauh lebih mahal dibandingkan dengan biaya pembangunan jembatan layang dengan struktur baja bergelombang dengan timbunan ringan yang hanya membutuhkan anggaran Rp40 miliar.
Pembangunan jembatan layang Antapani merupakan yang pertama menggunakan teknologi struktur baja bergelombang dengan bentang 44 meter yang dibangun di Indonesia. Konstruksi akan memakan waktu 6 bulan hingga Desember mendatang,
Adapun biaya konstruksi jembatan ini terdiri dari dari Rp21,5 miliar APBN Kementerian PUPR, Rp10 miliar dari Pemerintah Kota Bandung dan Rp2 miliar dari Posco Steel Korea dalam bentuk komponen material konstruksi.