Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Divestasi Saham, Waskita Tollroad Bangun Tol 729,2 Km

Waskita Tollroad akan fokus menggunakan seluruh hasil divestasi 40% saham perseroan untuk memenuhi sebagian kebutuhan ekuitas total sebesar Rp25 triliun untuk membangun 15 konsesi tol sepanjang total 729,2 kilometer hingga 2019.
Kemudian di akhir tahun nanti akan ada lagi beberapa ruas. /Bisnis.com
Kemudian di akhir tahun nanti akan ada lagi beberapa ruas. /Bisnis.com

Bisnis.com, JAKARTA - PT Waskita Tollroad akan fokus menggunakan seluruh hasil divestasi 40% saham perseroan untuk memenuhi sebagian kebutuhan ekuitas total Rp25 triliun untuk  membangun 15 konsesi tol sepanjang total 729,2 kilometer hingga 2019.

Direktur Pengembangan dan Sumber Daya Manusia PT Waskita Tollroad Feri  Purwandi mengatakan hingga saat ini anak usaha PT Waskita Karya (Persero) Tbk itu telah mengantungi konsesi 14 tol sepanjang  699,2 kilometer. Pihaknya tinggal menunggu lelang tol Krian—Legundi—Bunder yang diprakarsai oleh Waskita Tollroad.

“Sejauh ini masih due diligence dengan calon investorNantinya dana itu akan digunakan untuk tol-tol yang sudah kita dapat. Kita belum ada akuisisi atau rencana ikut tender-tender selanjutnya,” ujarnya, Rabu (8/6/2016).

Dia menjelaskan meskipun lelang tol Krian—Legundi—Bunder belum dibuka oleh pemerintah, pihaknya tetap masukkan kebutuhan dana pembangunan tol tersebut tahun ini. Pasalnya, sebagai pemrakarsa ruas tersebut, perusahaan memiliki hak untuk menyamakan penawaran (right to match) dengan penawar terendah saat lelang sehingga kemungkinan besar akan menjadi pemenang.

Feri menargetkan aksi divestasi ini dapat selesai pada tahun ini, sehingga dapat segera digunakan untuk membangun tol. Adapun estimasi dana yang diperoleh dari aksi divestasi ini diperkirakan mencapai Rp4 triliun.

Berdasarkan catatan Bisnis,  WTR aktif mengakuisisi setidaknya 13 ruas tol yang letaknya tersebar di Jabodetabek, Trans Jawa, dan Trans Sumatera dalam setahun terakhir. Selain itu, perseroan juga memenangkan tender ulang tol Batang—Semarang bersama PT Jasa Marga (Persero) Tbk.

Dari sekian banyak ruas tol tersebut, baru ruas tol Kanci—Pejagan yang telah beroperasi. Setelah diakuisisi, saat ini ruas tol tersebut tengah dalam masa perbaikan karena dinyatakan tidak memenuhi Standar Pelayanan Mininum (SPM) oleh Badan Pengatur Jalan Tol pada tahun lalu.

Perseroan juga akan segera memetik keuntungan dari pengoperasian jalan tol Pejagan—Pemalang. Konstruksi ruas tol ini telah selesai 100% dan rencananya akan diresmikan oleh pemerintah pada pertengahan Juni ini.

Di kesempatan terpisah, Direktur Utama PT Waskita Karya (Persero) Tbk M.Choliq mengatakan pada tahun ini pihaknya tengah berupaya untuk meningkatkan total ekuitas perusahaan, dari nilai pada akhir tahun lalu sebesar Rp9,7 triliun, menjadi Rp16 triliun.

“Pertama saya meng-IPO-kan Waskita Beton Precast, dapat Rp4 triliun, kedua divestasi saham Waskita Tollroad. Ketiga laba tahun ini direncakan Rp2 triliun.  Jadi, kalau precast sama laba saja sudah Rp16 triliun, kalau  Waskita Tollroad berhasil dijual bisa nambah lagi sampai Rp20 triliun,” ujarnya.

Dia menambahkan perusahaan juga tidak menutup kemungkinan untuk menjual kepemilikan atau operasional  dalam 15 ruas tol tersebut kepada investor lain. Hal ini dilakukan guna menambah kapasitas perusahaan agar mampu membangun ruas-ruas tol baru lainnya di masa mendatang.

“Yang jelas 15 ruas tol itu tidak mungkin dimiliki semua, nanti Waskita tidak bisa bangun lagi dong. Jadi dijual untuk bisa bangun lagi yang baru. Targat tahun berikutnya [setelah 2019]  pasti lebih dari 2.000 kilometer, jadi banyak sekali [peluang],” ujarnya.

Kepala Bidang Investasi Sekretariat Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Sudiro Roi Santoso mengatakan tol Krian—Legundi—Bunder termasuk ke dalam empat ruas tol yang berpotensi dilelang dalam waktu dekat, bersama dengan tiga ruas lainnya yaitu Jakarta—Cikampek II Elevated, Serang—Panimbang, dan Cileunyi—Sumedang—Dawuan.

“Mudah-mudahan kalau jadi, empat ruas itu bisa kita umumkan lelang mungkin bulan puasa ini atau paling lambat Agustus. Kemudian di akhir tahun nanti akan ada lagi beberapa ruas,” ujarnya.

Menurut data BPJT, tol Krian—Legundi—Bunder merupakan tol prakarsa Waskita Tollroad, dengan nilai investasi Rp5,96 triliun. Biaya konstruksi yang dibutuhkan mencapai Rp3,25 triliun dan biaya tanah Rp1,11 triiliun.

Dalam pengusahaan jalan tol tersebut, WTR menggandeng PT Energi Bumi Mining dan Perusda sebagai calon investor. Dalam konsorsium itu, WTR memiliki porsi mayoritas sebesar 55%, PT Energi Bumi Mining 27% dan sisanya Perusda.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Deandra Syarizka
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper