Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pekan I Puasa, Harga Sembako di Tangerang Melonjak 15%

Aparat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengakui ada kenaikan harga sembako di pasar tradisional dan swalayan mencapai 15 persen memasuki pekan pertama bulan puasa.
Pasar murah sembako/Antara
Pasar murah sembako/Antara

Bisnis.com, TANGERANG - Aparat Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Pemerintah Kabupaten Tangerang, Banten, mengakui ada kenaikan harga sembako di pasar tradisional dan swalayan mencapai 15 persen memasuki pekan pertama bulan puasa.

"Terutama untuk komoditi minyak goreng, beras, dan bawang merah yang dijual pedagang," kata Kepala Disperindag Pemkab Tangerang Jarnaji di Tangerang, Rabun (8/6/2016).

Jarnaji mengatakan dari hasil pantauan petugas bahwa kenaikan harga itu termasuk masih dalam kondisi normal akibat permintaan banyak selama Ramadhan.

Menurut dia, harga minyak goreng sebelum puasa sebesar Rp13.200 per kg kemudian menjadi Rp Rp14.400 hingga Rp14.800.

Bahkan harga beras IR-64 kwalitas (kw) I yang semula Rp10.200 per kg menjadi Rp11.500 dan untuk kw III Rp9.600 menjadi Rp10.1000.

Namun untuk harga bawang merah sebesar Rp39.200 hingga Rp40.100 per kg naik menjadi Rp42.350 per kg.

Dia mengatakan harga daging sapi awalnya Rp113.300 hanya mengalami kenaikan Rp1.000 per kg menjadi Rp114.300.

Sedangkan untuk komoditas lainnya seperti susu berbagai merek, untuk jenis bubuk maupun kental tidak mengalami kenaikan seperti harga pekan sebelumnya.

Untuk harga tepung terigu kw medium dengan harga Rp8.700 per kg tidak mengalami kenaikan akibat pasokan mencukupi.

Jarnaji mengatakan petugas memantau harga tersebut pada beberapa pasar tradisional seperti Pasar Mauk, Pasar Sepatan, Pasar Cikupa, Pasar Curug, Pasar Legok dan Pasar Teluknaga.

Dia menambahkan harga cabai merah semula Rp36.000 per kg turun yakni Rp35.600 dan cabai keriting Rp28.600 menjadi Rp27.000.

"Penurunan harga cabai karena pasokan dari sentra produksi dapat memenuhi kebutuhan konsumen di pasar tradisional dan swalayan," katanya.

Demikian pula penurun cabai tersebut karena pada beberapa daerah sentra produksi sedang panen sehingga stok melimpah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Newswire

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper