Bisnis.com, SURABAYA - Seluruh kota pantauan indeks harga konsumen atau IHK di Jawa Timur mengalami inflasi pada bulan lalu sehingga total kenaikan harga di provinsi ini di kisaran 0,14%.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono mengatakan inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,31%. Adapun yang paling rendah terjadi di Kota Madium sebesar 0,06%.
Selebihnya ada Kabupaten Jember, Kota Malang, dan Kota Probolinggi masing-masing 0,15%. Untuk Kota Surabaya, Kota Banyuwangi, dan Kota Kediri masing-masing mengalami kenaikan harga 0,12%.
“Untuk total inflasi Mei secara year on year besarannya 2,77%. Angka ini lebih rendah dibandingkan year on year Mei 2015 mencapai 6,69%,” ucap Teguh, di Surabaya, Rabu (1/6/2016).
Sementara itu dari tujuh kelompok pengeluaran, lima kelompok pengeluaran mengalami inflasi dan dua lainnya deflasi. Inflasi tertinggi adalah kelompok sandang 0,94%. Sementara yang lain inflasi 0,60% untuk kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau.
Adapun kelompok kesehatan 0,55%; kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,21%; serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olah raga 0,10%. Adapun yang deflasi adalah bahan makanan 0,47% serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,02%.
Teguh menjelaskan komoditas yang memberikan andil terbesar terhadap inflasi adalah gula pasir, emas perhiasan, angkutan udara, wortel, telur ayam ras, nasi dengan lauk, minyak goreng, jamu, apel, dan tukang bukan mandor.
Adapun yang memberikan andil terbesar terjadinya deflasi adalah tomas sayur, cabai rawit, semen, beras, bayam, tarif listrik, melon, cabai merah, kangkung, dan kacang panjang.