Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Gula Melangit, Produsen Sirup di Kudus Setop Produksi Sementara

Produsen sirup di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menghentikan sementara produksi sirupnya menyusul lonjakan harga jual gula pasir di pasaran yang mencapai Rp16.500 per kilogram.
Seorang pekerja berdiri di antara tumpukan karung gula mentah/Bloomberg
Seorang pekerja berdiri di antara tumpukan karung gula mentah/Bloomberg

Bisnis.com, KUDUS - Produsen sirup di Kabupaten Kudus, Jawa Tengah, menghentikan sementara produksi sirupnya menyusul lonjakan harga jual gula pasir di pasaran yang mencapai Rp16.500 per kilogram.

Produsen sirup bermerek "Melati Jaya" dari Kecamatan Kota, Kudus, Sumaryanti di Kudus, Rabu (1/6/2016), mengakui sejak tiga hari terakhir tidak ada aktivitas produksi sirup karena melambungnya harga jual gula pasir di pasaran.

Kenaikan harga jual gula pasir saat sekarang, kata dia, mencapai Rp4.000-an, karena harga normal berkisar Rp12.500 per kilogramnya. "Jika memaksakan beproduksi, khawatir tidak bisa diserap pasar sehingga rugi," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, di pasaran juga beredar produk serupa dengan harga yang tidak jauh berbeda, sehingga ketika menjual dengan harga terlalu tinggi dikhawatirkan pelanggan akan pindah ke merek lain dengan harga yang lebih terjangkau dan kualitas yang tidak berbeda jauh.

Selain itu, kata dia, kemungkinan terjadinya penurunan harga jual gula pasir di pasaran juga turut menjadi pertimbangan untuk menghentikan produksi sirup untuk sementara waktu.

"Berbeda jika ada pelanggan yang bersedia membeli dengan harga yang ditawarkan setelah disesuaikan dengan kenaikan harga jual gula pasir, tentunya akan dibuatkan," ujarnya.

Bahan baku gula pasir, kata dia, cukup dominan dalam menentukan harga jual sirup di pasaran, sehingga harus jeli dalam mengambil keputusan agar tidak merugi.

Pengalaman sebelumnya, dia pernah mengalami kerugian yang cukup besar karena salah memprediksi terjadinya fluktuasi harga jual gula di pasaran.

Untuk itu, kata dia, saat ini jauh lebih berhati-hati dalam memutuskan untuk produksi atau berhenti sementara sambil menunggu harga jual gula pasir di pasaran kembali normal.

Selama ini, kata dia, sirup hasil produksinya memang menggunakan gula murni sebagai pemanisnya dan tidak dicampur dengan pemanis buatan, sehingga ketika ada kenaikan harga gula pasir sangat berpengaruh terhadap usahanya.

Dalam sehari, dia mengaku, mampu memproduksi sirup dengan berbagai varian rasa hingga 1.440 botol dengan harga jual per botol sekitar Rp7.000-an. Adapun gula yang dibutuhkan untuk membuat sirup sebanyak 100 botol dibutuhkan hingga 25 kilogram gula pasir.

Seharusnya, kata dia, momen bulan puasa seperti sekarang permintaannya bisa meningkat hingga 30-an persen dari produksi normal, namun karena tingginya harga jual gula di pasaran belum berani memproduksi.

Kasi Perdagangan Dalam Negeri Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kudus Sofyan Dhuhri memperkirakan, pekan kedua bulan Juni 2016 harga jual gula pasir kembali turun, menyusul Pabrik Gula Rendeng Kudus mulai produksi gula.

Biasanya, kata dia, PG Rendeng Kudus mulai lelang gula pada awal pekan kedua setelah mulai produksi. Hingga kini, lanjut dia, harga jual gula pasir di pasaran masih tinggi karena mencapai Rp16.500/kg.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Newswire
Sumber : Antara

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper