Bisnis.com, BANDA ACEH - Sejak pekan lalu, ada yang berubah di Lhokseumawe, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Ibu rumah tangga di kota tersebut, sekarang bisa memasak melalui gas yang disalurkan dari pipa-pipa yang terpasang di rumah mereka.
Lhokseumawe menjadi kota pertama di Aceh yang wilayahnya dialiri gas melalui program Jaringan Gas Kota, PT Pertamina (Persero). Melalui program tersebut, Pertamina memasang secara bertahap, 3.997 Sambungan Rumah Tangga (SR).
Gas yang disalurkan ke kota bersejarah tersebut, berasal dari sumur Pertamina Hulu Energi (PHE) NSO-NSB dengan alokasi gas 0.5 MMscfd. Wilayah Lhokseumawe yang akan dialiri gas kota meliputi Desa Balang Naleung Mameh, Batuphat Barat, Batuphat Timur, Blang Panyang, Blang Pulo, Meuriah Paloh, dan Padang Sakti.
Jaringan gas kota Lhokseumawe dibangun Pertamina berdasarkan penugasan Ditjen Migas, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dengan menggunakan APBN Tahun Anggaran 2014.
Melalui Kepmen ESDM No. 2042 K/10/MEM/2015, Kementerian ESDM menugaskan Pertamina untuk mengelola jaringan gas kota di Lhokseumawe, serta membangun jaringan gas kota di Lhoksukon dan Pekanbaru. Selanjutnya, Pertamina menujuk afiliasinya, PT Pertagas Niaga, untuk mengelola bisnis jaringan gas kota di wilayah tersebut.
“Tahun 2016 adalah tahunnya jaringan gas kota untuk PT Pertagas Niaga. Dengan mengalirnya gas kota untuk Lhokseumawe, Pertamina membuktikan komitmennya menyuplai energi bagi masyarakat Indonesia, khususnya di Aceh. Hal ini dilakukan agar masyarakat Aceh bisa menikmati sumber daya alamnya, khususnya gas yang ada bumi Aceh,” kata Presdir PT Pertagas Niaga Linda Sunarti dalam keterangan pers, Selasa (24/5/2016).
Agar pengelolaan lebih optimal, PT Pertagas Niaga juga menggandeng BUMD PD Pembangunan Lhokseumawe. Dengan pengelolaan yang lebih optimal tersebut, diharapkan pelayanan kepada masyarakat juga akan lebih baik.
Lhokseumawe bukan yang pertama. Sebelumnya, pada kuartal awal 2016, Pertamina juga melakukan pengaliran gas kota di beberapa tempat. Di antaranya Kabupaten Bulungan dan Kabupaten Bekasi.
Adapun pada periode 2014-2015, Pertamina mengelola jaringan gas kota di Kota Sengkang, Kota Prabumulih, Kota Jambi, dan Kabupaten Sidoarjo. “Dalam waktu dekat kami akan mengoperasikan Lhoksukon, Ogan Ilir, Subang dan Sidoarjo tahap kedua. Targetnya pertengahan tahun ini, “ tambah Linda.
Selain mengelola jaringan gas kota, Kementerian ESDM juga menugaskan Pertamina untuk membangun jaringan gas kota di Kota Balikpapan, Pekanbaru, dan, Provinsi Banten.
Terkait dengan hal itu, lanjut Linda, saat ini Pertamina tengah melakukan pengembangan jaringan gas kota dengan biaya dari investasi Pertamina di Kota Jambi dan Prabumulih. “Jika seluruh jaringan ini beroperasi, total terdapat 98.614 SR yang akan menikmati gas kota Pertamina pada 2017,” lanjut Linda.
Untuk tahun ini, proyek Jaringan Gas Bumi terbesar di Indonesia dengan 32.000 SR. Pembangunannya dimulai di Prabumulih, Sumatra Selatan. Ground breaking proyek tersebut dilakukan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said, di Prabumulih pada 21 Maret 2016.
Proyek ini adalah salah satu upaya yang dilakukan pemerintah guna mengoptimalkan penggunaan gas bumi sebagai bentuk diversifikasi energi. Keseluruhan proyek tersebut didanai APBN dengan total nilai proyek Rp543,8 miliar.
Kementerian ESDM menunjuk Pertamina untuk membangun serta mengelola jaringan gas kota dan stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) yang ditargetkan selesai pada akhir Desember 2016. “Prabumulih menjadi kota dengan jumlah sambungan terbanyak di Indonesia,” kata Linda.