Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Wapres: Inovasi Teknologi Pertanian Bisa Dorong Kontribusi PDB Jadi 20%

Pemerintah meyakini sektor pertanian bisa meningkatkan kontribusi terhadap produk domestik bruto menjadi 20% jika produktifitas naik melalui inovasi teknologi pertanian.
Pertanian hidroponik salah satu contoh penerapan teknologi pertanian./Ilustrasi-Antara
Pertanian hidroponik salah satu contoh penerapan teknologi pertanian./Ilustrasi-Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Pemerintah meyakini sektor pertanian bisa meningkatkan kontribusi terhadap produk domestik bruto menjadi 20% jika produktivitas naik melalui inovasi teknologi pertanian.

Wakil Presiden Jusuf Kalla menyampaikan kontribusi sektor pertanian terhadap PDB bisa meningkat dari semula hanya 15% menjadi 20% jika petani bisa meningkatkan produktivitas mencapai separuh dari hasil tanam yang ada selama ini.

"Intinya tergantung produktivitas. Kalau produktivitas baik 50%, [kontribusi PDB] mungkin bisa naik juga 20%. Kalau secara keseluruhan belum bisa, tapi pasti naik," katanya seusai acara bertajuk Inovasi Rantai Nilai Sektor Agro dalam Mendukung Implementasi Financial Inclusion untuk Petani di Jakarta, Senin (23/5/2016).

Kalla menyebutkan sekitar 40% penduduk nasional bekerja di sektor pertanian, tetapi hanya menyumbang 15% terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal itu mencerminkan produktivitas pertanian masih rendah dibanding sektor ekonomi lain yang berkontribusi lebih besar terhadap pendapatan nasional. "Secara persentase [tenaga kerja di sektor pertanian] menurun, tapi secara jumlah naik, karena jumlah penduduk bertambah," tuturnya.

Di sisi lain, penambahan jumlah penduduk menyebabkan penyusutan lahan tanam akibat tergeser menjadi lahan hunian atau industri. Akan tetapi, penduduk yang makin banyak juga mendorong kebutuhan pangan makin besar. Dilema itu hanya bisa terselesaikan melalui peningkatan produktivitas dengan memanfaatkan teknologi pengolahan tani berskala tinggi.

Staf Khusus Bidang Ekonomi dan Keuangan Wijayanto Samirin menambahkan peningkatan produktivitas bisa dilakukan melalui perbaikan benih, penyediaan pupuk dan perbaikan irigasi.

Selain itu, tentunya perbaikan tataniaga dan jaringan logistik, sehingga petani bisa menikmati harga jual yg lebih baik. Kendati demikian, mengingat luas lahan perkapita yang sempit, kedua upaya tersebut belum cukup untuk mensejahterakan para petani. "Migrasi ke sektor lain yg lebih produktif seperti peternakan dan perikanan menjadi solusi," ungkapnya beberapa waktu lalu.

Langkah strategis lain yang bisa ditempih ialah menyiapkan sektor manufaktur untuk menampung tenaga petani yang terlalu melimpah. Hal ini juga memungkinkan adanya konsolidasi lahan, sehingga luas lahan per kapita bisa meningkat bagi mereka yang memutuskan untuk tetap menjadi petani.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lavinda

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper