Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kenaikan Upah Buruh di Bawah Kenaikan Harga Pangan

Kenaikan upah buruh tani dan buruh bangunan baik riil maupun nominal sepanjang Januari hingga April 2016 tidak ideal karena masih lebih rendah dari peningkatan harga pangan.
Ratusan buruh melakukan aksi mogok di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11). /Antara
Ratusan buruh melakukan aksi mogok di Kawasan Industri Pulogadung, Jakarta, Selasa (24/11). /Antara

Bisnis.com, JAKARTA - Kenaikan upah buruh tani dan buruh bangunan baik riil maupun nominal sepanjang Januari hingga April 2016 tidak ideal karena masih lebih rendah dari peningkatan harga pangan.

Data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan kenaikan upah nominal maupun riil buruh tani dan bangunan sepanjang Januari hingga April 2016.

Kenaikan upah nominal buruh tani sebesar 2,06% dari Rp47.241 per hari pada Januari 2016 menjadi Rp47.731 per hari pada April 2016. Sementara upah riil buruh tani naik tipis dari Rp37.372 per hari menjadi Rp37.559 per hari atau setara peningkatan 0,57%.

Adapun upah nominal buruh bangunan mengalami kenaikan dari Rp81.221 perhari menjadi Rp81.554 per hari atau sekitar 0,72%. Dari sisi upah riil, upah buruh bangunan menanjak sangat tipis 0,52% dari Rp65.702 per hari menjadi Rp66.202 per hari.

Sepanjang April, upah riil buruh tani naik 0,87%, sementara upah nominal meningkat 0,36. Tren kenaikan upah riil juga terjadi pada upah buruh bangunan sekitar 0,54%. Sementara upah nominalnya naik sebesar 0,09%.

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Sasmito Hadi Wibowo mengungkapkan kenaikan upah riil pada April 2016 karena ada penurunan indeks harga kosumen (IHK) atau deflasi di perdesaan sebesar 0,52%. Deflasi ini berdampak secara langsung pada daya beli petani yang naik sebesar 0,87%.

Kenaikan upah riil buruh bangunan juga terjadi karena adanya deflasi perkotaan sebesar 0,54%. Dia mengharapkan kenaikan ini tetap bertahan pada bulan-bulan berikutnya.

Belum Ideal

Di sisi lain, Peneliti Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Ahmad Heri Firdaus menilai kenaikan upah buruh tani dan buruh bangunan belum ideal karena masih di bawah kenaikan harga pangan. "Kenaikan upah buruh tidak ideal," katanya kepada Bisnis, Selasa (17/5/2016).

Dia menjelaskan, inflasi nasional sepanjang tahun berjalan memang hanya 0,16%. Kenaikan upah riil buruh tani dan bangunan yang mencapai 0,57% dan 0,52% melampaui angka tersebut.

Namun, inflasi rendah ini lebih banyak ditopang penurunan IHK di kelompok pengeluaran transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 3,05% serta perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebanyak 0,13%.

 Sementara, pada kelompok pengeluaran pangan, inflasi pada empat bulan pertama tahun ini masih tinggi sekitar 3,2%. Rinciannya, inflasi bahan makanan sebesar 1,34% serta kenaikan harga makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sekitar 1,86%.

Padahal, sebagian besar penghasilan buruh dibelanjakan untuk kebutuhan pangan ini. Alhasil, kenaikan upah riil buruh tani dan bangunan sebesar 0,57% dan 0,52% sepanjang catur wulan pertama bulan ini tidak mampu mengompensasi kenaikan harga pangan yang menyentuh 3,2%.

Oleh karena itu, dia meminta pemerintah serius mengendalikan inflasi kelompok pengeluaran pangan. "Jangan hanya mengendalikan inflasi umum," tegasnya.

Seperti diketahui, pemerintah melalui penerbitan paket kebijakan ekonomi IV telah memutuskan penghitungan formula upah buruh mulai tahun depan menggunakan indikator inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Jika dilihat dari dua indikator ini, kenaikan upah buruh tani dan buruh bangunan juga belum ideal.

Data BPS menyebutkan pertumbuhan ekonomi sepanjang kuartal pertama tahun ini sebesar 4,92%. Adapun inflasi pada Januari hingga Maret 2016 mencapai 0,62%. Dari dua indikator tersebut, idealnya kenaikan upah buruh tani dan buruh bangunan minimal sebesar 5,54%.

Namun, kenaikan upah buruh tani sepanjang tiga bulan pertama tahun ini hanya 0,66% dan upah nominal hanya naik 1,03%. Sementara itu, kenaikan upah riil buruh bangunan juga hanya 0,02%, sedangkan upah nominal naik tipis 0,31%.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel


Penulis : Fauzul Muna
Editor : Nancy Junita

Topik

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper