Bisnis.com, JAKARTA- Pemerintah didorong untuk berpikir kreatif dalam mengendalikan bawang merah seiring Perum Bulog direncanakan ikut mengatur rantai pasok komoditas tersebut.
Anggota Tim Ahli Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) Indonesia Bidang Pertanian Muhammad Firdaus mengatakan terdapat beberapa pekerjaan rumah yang harus dilakukan pemerintah dalam mengatur bawang merah.
Menurutnya, bawang merah merupakan komoditas yang mudah busuk, beda seperti komoditas pangan utama lainnya seperti beras, jagung dan kedelai yang selama ini menjadi fokus utama Bulog.
"Pertama pemerintah dan Bulog harus menyiapkan cold storage yang benar-benar mumpuni untuk mengatur keluar masuk bawang merah agak tetap tahan lama," ujarnya pada Bisnis, Selasa (17/5).
Selain itu, Bulog juga harus bekerja sama dengan kalangan petani sejak musim tanam hingga musim panen sehingga mampu mengendalikan pasokan bawang merah secara keseluruhan.
Firdaus yang juga Guru Besar Institut Pertanian Bogor itu memberi contoh, pemerintah dan petani harus menyediakan stok bawang merah di luar musim panen sehingga ketersediaan pasokan bisa tercapai tanpa tergantung pada waktu panen tertentu.
"Biasanya para petani menghindari penanaman musim hujan pada Oktober-Januari. Mereka mencari pada Maret-Juni sehingga Juli harga sudah bagus. Nah harus ada musim yang lain yang bisa dijadikan stok produksi," paparnya.
Dia menambahkan pihaknya telah berkunjung ke Belanda dan bertemu dengan otoritas di negara tersebut untuk kerja sama pengadaan cold storage khusus bawang merah.
Dalam waktu dekat, kata dia, cold storage yang dinilai berkualitas akan segera didatangkan ke Indonesia.
"Kami sedang berkomunikasi dengan pihak Belanda untuk pengadaan teknologi cold storage yang bagus sehingga diharapkan bisa memperpanjang waktu penyimpanan," ujarnya.
