Bisnis.com, JAKARTA- Upaya untuk menarik investasi dari Jepang juga dilakukan oleh pengelola kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri.
Empat pengelola KEK dan tiga pengelola kawasan industri menawarkan peluang investasi di masing-masing kawasan di hadapan 130 perusahaan investor potensial asal Jepang.
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Franky Sibarani menyampaikan bahwa upaya untuk menggordinasikan pemasaran investasi KEK dan kawasan industri dilakukan untuk memberikan informasi yang komprehensif kepada investor.
“Keberadaan KEK dan kawasan industri didukung oleh potensi masing-masing daerah dengan adanya beragam alternatif KEK, maka investor dapat memilih KEK mana yang cocok bagi bidang usahanya,” ujar Franky dalam keterangan resmi kepada media, Sabtu (14/5/2016).
Menurut Franky, pihaknya optimistis bahwa dengan antusiasme perusahaan Jepang yang ingin menanamkan modalnya di Indonesia, pemanfaatan KEK dan kawasan industri sebagai lokasi investasi akan dapat direalisasikan.
“Biasanya mereka juga lebih nyaman kalau satu cluster di kawasan industri tertentu seperti cluster otomotif, atau juga dari satu negara tertentu karena kemudian industri pendukungnya bisa dari negara yang sama juga,” jelasnya.
Lebih lanjut Franky mengapreasiasi dukungan KJRI Osaka dalam kegiatan pemasaran investasi khususnya terkait dengan Kawasan Ekonomi Khusus tersebut.
Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal Tamba Hutapea menyampaikan target dan realisasi investasi nasional, khususnya FDI Jepang di Indonesia; pengembangan lokasi investasi di kawasan-kawasan ekonomi strategis Indonesia; rencana umum dan peluang investasi bidang infrastruktur, terutama dlm mendukung pengembangan kawasan.
“Selain itu juga upaya peningkatan layanan investasi seperti revisi DNI, peluncuran PTSP, izin investasi 3 jam, Kemudahan investasi langsung konstruksi (KLIK), Fasilitas Percepatan Jalur Hijau, dan Insentif Fiskal,” paparnya.
Triwulan pertama tahun 2016 ini, investasi Jepang di Indonesia tercatat mencapai US$1,58 miliar terdiri dari 427 proyek dan menyerap 28.377 tenaga kerja. Posisi Jepang berada di peringkat kedua dari daftar negara sumber investasi di Indonesia. Jepang berada di bawah Singapura dan di atas Hong Kong, Tiongkok dan Belanda.
Pada 2016 BKPM menargetkan capaian realisasi investasi bisa tumbuh 14,4% dari target tahun 2015 atau mencapai Rp 594,8 triliun. Realisasi ini dikontribusi dari PMA sebesar Rp 386,4 triliun atau naik 12,6% dari target PMA tahun lalu, serta dari PMDN sebesar Rp 208,4 triliun naik 18,4% dari target PMDN tahun lalu. Sedangkan dari sisi penyerapan tenaga kerja di tahun 2016, BKPM menargetkan penyerapan 2 juta tenaga kerja.