Bisnis.com, JAKARTA – Untuk membangun 49 bendungan hingga 2019 sesuai Nawa Cita, pemerintah membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang andal dan berkompeten. Hal ini untuk memastikan kualitas dan keamanan bendungan bagi masyarakat.
“Dibutuhkan SDM yang handal dan kompeten agar dapat menguasai teknologi yang bermanfaat bagi pencapaian strategi pengelolaan bendungan besar yang semakin aman dan efisien,” ujar Direktur Jenderal Sumber Daya Air Mudjiadi melalui keterangan resmi, Kamis (12/5/2016)
Seperti diketahui, Indonesia memiliki potensi sumber daya air yang sangat besar, mencapai 3.221 miliar meter kubik per tahun dan yang termanfaatkan hanya sekitar 691 miliar meter kubik per tahun, ditambah lagi distribusi air tidak merata, seperti wilayah barat lebih besar dibandingkan dengan wilayah timur.
Untuk itu diperlukan pembangunan bendungan di seluruh wilayah di Indonesia agar ketersediaan air yang berasal dari hujan dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk pertanian, air minum dan pembangkit energi khususnya energi listrik.
“Saya berharap agar SDM ahli bendungan semakin bertambah dan dapat bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi di Indonesia agar dapat lebih mengoptimalkan pemanfaatan teknologi dan pengembangan sumber daya manusia di bidang keahlian bendungan serta untuk mendukung pembangunan dan pengelolaan bendungan,” ujarnya.
Ketua Umum Komite Nasional Indonesia untuk Bendungan Besar (KNIBB) Hari Suprayogi mengatakan sampai dengan Mei 2016, jumlah pemegang sertifikat keahlian bendungan besar adalah 502 orang yang terdiri dari 237 ahli muda, 199 ahli madya dan 66 ahli utama.
Kemudian di luar jumlah tersebut, masih terdapat 46 ahli pemula dan yang masih dalam proses sertifikasi sebanyak 77 orang.
Menurutnya, salah satu program kerja KNI BB yang penting untuk diteruskan dan ditingkatkan adalah sertifikasi keahlian bendungan besar dengan menyelenggarakan sosialisasi, pembekalan sertifikasi dan percepatan penerbitan sertifikasi keahlian.
Hal ini dimaksud untuk meningkatkan pelayanan KNI BB, dalam rangka pembentukan dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia pada bidang pembangunan dan pengelolaan bendungan besar di Indonesia.
Direktur Bisnis Regional Jawa Bagian Tengah PT PLN (persero) Nasri Sebayang menyampaikan, saat ini pemerintah menargetkan penambahan kapasitas listrik sebesar 35.000 Megawatt (MW).
Program kelistrikan ini menjadi program strategis nasional yang dikukuhkan dalam dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional 2015-2019.
“Dari 35.000 MW tambahan kapasitas pembangkit listrik tersebut, 2.350 MW diantaranya direncanakan dari Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), yang dalam akselerasi pembangunannya akan membutuhkan banyak tenaga ahli bendungan,” jelas Nasri.
Pemerintah melalui PLN dan dengan dukungan pengembang swasta, merencanakan sampai dengan 2025 akan terus membangun PLTA hingga mencapai total 14.300 MW.
Beberapa PLTA yang sedang dalam proses perencanaan dan pembangunan diantaranya adalah Bendungan PLTA Peusangan 1 dan 2 (86 MW) di Sumatra, Bendungan Serba Guna an PLTA Jatigede (110 MW) di Jawa Barat, Bendungan PLTA Poso (195 MW) di Sulawesi dan Bendungan PLTA Genyem (20 MW) di Papua.