Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ESDM: Impor Listrik dari Malaysia Keputusan Tepat

Impor listrik dari Malaysia yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diyakini Pemerintah sebagai langkah yang tepat.
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, Rabu (6/1/2016). PT PLN (Persero) berencana akan membebaskan biaya tambah daya listrik untuk pelanggan 450 dan 900 ke 1.300 Volt Ampere (VA) yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. / Antara-M Agung Rajasa
Warga melakukan isi ulang pulsa listrik di salah satu perumahan, Jakarta, Rabu (6/1/2016). PT PLN (Persero) berencana akan membebaskan biaya tambah daya listrik untuk pelanggan 450 dan 900 ke 1.300 Volt Ampere (VA) yang berlaku bagi pelanggan rumah tangga. / Antara-M Agung Rajasa

Bisnis.com, BENGKAYANG - Impor listrik dari Malaysia yang dilakukan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) diyakini sebagai langkah yang tepat.

Direktur Jenderal Ketenagalistrikan Kementerian ESDM Jarman menjelaskan, langkah impor listrik ini merupakan upaya yang realistis dalam menyediakan listrik secara efisien dan murah. Di samping itu, perlu waktu tiga hingga empat tahun sampai beberapa PLTU selesai dibangun.

"Sekarang kalau pakai PLTD Rp2.000 per kWh. Kalau kita beli dari Malaysia hanya Rp900 per kWh," katanya saat meninjau proyek interkoneksi Sarawak-Bengkayang, Kalimantan Barat, Selasa (10/5/2016).

Dengan begitu, tidak akan ada beban subsidi lagi, karena harga jual ke masyarakat sekitar Rp1.350 per kWh. Sebaliknya, PLN justru memiliki margin keuntungan untuk pembangunan transmisi dan pemeliharaannya.

 Indonesia telah mulai mengimpor listrik dari Malaysia melalui jaringan tersebut sejak 20 Januari 2016 dengan kapasitas awal sebesar 50 megawatt (MW) yang dinaikan menjadi 70 MW pada 9 Mei lalu.

Rencananya, kapasitas tersebut akan kembali ditambah menjadi 90 MW pada 16 Mei 2016 dan terus meningkat hingga 230 MW setelah pembangunan gardu induk tegangan ekstra tinggi (GITET) 500 kilovolt (kV) selesai pada Oktober 2016.

 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Lucky Leonard
Editor : Nancy Junita

Topik

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper