Bisnis.com, JAKARTA—PT Jasa Marga (Persero) Tbk selaku pemrakarsa pembangunan tuas tol Jakarta—Cikampek Layang (Elevated) tengah mencari mitra strategis untuk ikut serta dalam lelang tol tersebut. Dalam konsorsium tersebut, emiten berkode JSMR itu mengincar porsi mayoritas.
Direktur Utama PT Jasa Marga Adityawarman mengaku banyak badan usaha yang menyatakan ketertarikannya untuk bekerja sama dengan Jasa Marga untuk membangun tol tersebut. Untuk itu pihaknya tengah melakukan penjajakan lebih lanjut dengan beberapa badan usaha jalan tol untuk mencari mitra strategis yang paling tepat.
“Banyak banget yang daftar, nanti dites seperti masuk perguruan tinggi. Sejauh ini belum ada yang pasti,” ujarnya belum lama ini.
Lebih lanjut dia menuturkan, JSMR sebagai pembuat usulan akan memiliki kepemilikan 60% dalam konsorsium tersebut. Adapun sisanya sebanyak 40% akan terbagi ke dalam kepemilikan beberapa badan usaha. Meski demikian, pihaknya belum bersedia menyebutkan nama badan usaha calon mitra yang dimaksud.
Adit menyatakan perseroan telah menyerahkan seluruh dokumen yang diperlukan untuk proses lelang kepada pemerintah, dalam hal ini Badan Pengatur Jalan Tol. Dia berharap proses lelang dapat dilakukan pada Juni tahun ini , sehingga proses konstruksi dapat dilakukan dalam jangka waktu dua tahun.
Menurutnya, pembangunan jalan tol Jakarta—Cikampek Layang ini mendesak untuk dilakukan mengingat kapasitas jalan tol Jakarta—Cikampek yang ada tidak lagi cukup untuk menampung volume lalu lintas di ruas tersebut.
Berdasarkan data situs JSMR, volume lalu lintas di ruas tol Jakarta—Cikampek pada bulan Maret 2016 tercatat 18.657.532 kendaraan, tumbuh 5% dari periode yang sama pada tahun lalu yang mencapai 17.659.441 kendaraan.
“Hari ini isu kita bagaimana bisa melancarkan yang di interchange Cikunir itu, karena tidak bisa lagi menampung. Kita bikinelevated salah satunya untuk mengatasi [kemacetan] di Cikunir ini,” tambahnya
Dia memperkirakan total investasi yang dibutuhkan untuk tol Jakarta—Cikampek layang ini berkisar antara Rp12 triliun hingga Rp17 triliun. Pihaknya tengah menghitung ulang kebutuhan dana investasi karena adanya permintaan dari Menteri PUPR yang menginginkan sebagian konstruksi ruas tersebut menggunakan baja.
Selain mengusulkan pembangunan ruas tol Jakarta—Cikampek Layang, JSMR juga mengusulkan pembangunan ruas tol Jakarta—Cikampek II Selatan. Namun, dia mengatakan pemerintah lebih memprioritaskan pembangunan Jakarta—Cikampek Layang karena tidak memerlukan pengadaan lahan
“Yang [Jakarta—Cikampek] Selatan itu pasti kita lakukan, tapi kan untuk hampir 80 kilometer tol, bebaskan tanahnya butuh waktu pasti setahun atau dua tahun. Kalau elevated kan tidak perlu tanah lagi, saya kerjakan di atas median saya,” ujarnya.