Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Perwakilan Uni Eropa Desak China Pangkas Produksi Baja

China harus segera menangani masalah kelebihan kapasitas produksi baja seiring dengan kondisi permintaan global yang lemah.nn
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong
Pabrik baja di Jiaxing, Provinsi Zhejiang, China/Reuters-William Hong

Bisnis.com, BEIJING — China harus segera menangani masalah kelebihan kapasitas produksi baja seiring dengan kondisi permintaan global yang lemah.

Duta besar Uni Eropa untuk China Hans Dietmar Schweisgut mengatakan bahwa usaha China untuk mengatasi kelebihan kapasitas baja belum cukup serius.

“Kelebihan kapasitas, khususnya untuk baja, merupakan salah satu isu yang harus ditangani sesegera mungkin. Kita tidak bisa menunda lagi,” kata Schweisgut seperti dikutip dari Reuters, Senin (9/5/2016).

Bulan lalu, tujuh negara atau blok termasuk Amerika Serikat dan Uni Eropa menyerukan aksi untuk menangani masalah kelebihan kapasitas baja dunia. Namun, aksi ini gagal untuk membuat persetujuan dengan China.

China yang merupakan produsen dan eksportir baja terbesar dunia yang juga sekaligus pengimpor terbesar kelima, membeli sekitar 13.57 juta ton baja mentah tahun lalu.

Sementara itu, China mengatakan bahwa pihaknya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk mengurangi produksi. Negeri tirai bambu itu juga mengatakan bahwa hal ini merupakan masalah global.

Schweisgut juga mendesak China untuk membukan pasarnya untuk investasi dari Eropa bagi industri terbatas seperti industri kendaraan bermotor dan perbankan.

 “Kenapa tahun lalu sebuah institusi China bisa membeli bank Eropa sementara bank Eropa tidak bisa membeli bank China?” kata Schweisgut.

Pejabat China telah berulang kali berjanji untuk melonggarkan peraturan yang membatasi akses pasar. Namun, kelompok industri asing mengatakan sejumlah daftar larangan dan pembatasan industri bagi investor asing masih terlalu luas dan harus dilonggarkan lagi.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper