Bisnis.com, JAKARTA– Terkendalinya harga bahan makanan dan penurunan tarif transportasi membuat siklus deflasi pada April kembali terjadi. April tahun ini, Indonesia mencatatkan deflasi 0,45% (mtm)
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan deflasi 0,45% ini juga mencatatkan deflasi tertinggi tiap periode April sejak 2000. Jika dibandingkan posisi April 2015, inflasi sebesar 3,6%.
“Kalah dengan 1999 saja yang deflasi 0,68%. April ini memang terjadi deflasi dan menunjukkan harga perkembangan komoditi bahan pokok terkendali,” katanya dalam konferensi pers, Senin (2/5/2016).
Capain deflasi ini setidaknya lebih tinggi dari survei Bisnis terhadap sepuluh ekonom pada Minggu, (1/5/2016). Seluruh ekonom memproyeksi adanya deflasi dengan median 0,29% (mtm) atau inflasi 3,76% (yoy).
Suryamin mengatakan harga bahan makanan mengalami deflasi 0,94%. Hal ini dipengaruhi penurunan harga padi-padian, beras, daging, ikan segar, ikan olahan, telur, dan bumbu-bumbuan.
Tarif dasar listrik dn bahan bakar minyak yang turun memberikan stimulus pada tingkat deflasi. Pada saat yang bersamaan, komponen transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan yang mengalami deflasi tertinggi, yakni 1,6%.
“Ini akibat penurunan tarif angkutan baik dalam kota maupun luar kota. Demikian juga angkutan udara,” katanya.
Dia mengatakan dari 82 kota IHK, 73 kota mengalami deflasi. Sementara sisanya, 5 kota masih mengalami inflasi. Deflasi tertinggi pada pada Sibolga dengan capaian 1,79%. Sementara inflasi tertinggi ada pada Tarakan sebesar 0,45%.
BPS: Terjadi Deflasi Tertinggi pada April
Terkendalinya harga bahan makanan dan penurunan tarif transportasi membuat siklus deflasi pada April kembali terjadi. April tahun ini, Indonesia mencatatkan deflasi 0,45% (mtm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel
Penulis : Kurniawan A. Wicaksono
Editor : Linda Teti Silitonga
Topik
Konten Premium
Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.
Artikel Terkait
Berita Lainnya
Berita Terbaru
9 jam yang lalu
Bos Eramet Buka-bukaan Soal RI Batasi Pasokan Nikel
11 jam yang lalu
Sederet Saran dari Ekonom untuk Lompatan Pertumbuhan Ekonomi RI
14 jam yang lalu