Bisnis.com, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) selaku bank sentral menyatakan siap menghadapi inflasi yang diperkirakan terjadi menjelang bulan Ramadan dan juga Idul Fitri pada bulan Juni-Juli tahun ini.
Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter Bank Indonesia Juda Agung mengatakan, bank sentral telah memperhitungkan dampak inflasi yang akan timbul jelang Ramadan, sehingga pihaknya optimis masih bisa menjaga laju inflasi.
"Itu semua sudah kita hitung, dampak lebaran yang akan naik itu sudah kita hitung semua. Jadi keseluruhan tahun sekitar empat plus minus satu persen," ujar Juda di Kompleks Bank Indonesia Jakarta, Selasa (26/4/2016).
Juda menambahkan berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia, adanya deflasi yang terjadi pada April ini akibat adanya penurunan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) di awal bulan oleh pemerintah.
Bank Indonesia juga telah menghitung tantangan inflasi dari lonjakan harga pangan yang diperkirakan akan terjadi pada Juli seperti tren tahun-tahun sebelumnya.
"Survei sampai dengan minggu ketiga di April 0,33 persen, padahal perkiraan awal kita itu 0,37 persen di awal bulan. Jadi semua masih sejalan dengan perkiraan bahwa inflasi di empat plus minus satu persen," tuturnya.