Bisnis.com, SURABAYA - Perdagangan Provinsi Jawa Timur dengan negara-negara di Kawasan Asia Tenggara tampak positif sepanjang triwulan pertama tahun ini. Hal ini terlihat dari adanya peningkatan ekspor dibarengi oleh penurunan impor nonmigas.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur Teguh Pramono mengatakan ada tiga negara utama yang menjadi tujuan ekspor dan impor Provinsi Jawa Timur (Jatim) di Asia Tenggara atau Asean, yaitu Malaysia, Singapura, dan Thailand.
“Komoditas andalan kita adalah perhiasan, terbesar perdagangannya [kalau di Asean] adalah ke Singapura ,” katanya, Senin (25/4/2016).
BPS Jatim mencatat total ekspor ke Asean selama Januari– Maret tahun ini mengalami pertumbuhan 19,62% secara year on year (yoy).
Persentase ini setara dengan penjualan ke luar negeri totalnya senilai US$964,99 juta. Adapun triwulan pertama tahun lalu baru terealisasi US$806,72 juta.
Perinciannya untuk tiga negara tujuan ekspor utama di Asean adalah Malaysia minus 16,77% menjadi US$244,16 juta, Singapura bertumbuh 121,5% ke level US$422,59 juta, sedangkan Thailand melorot 31,33% menjadi US$91,49 juta. Adapun negara Asean lain naik 9,15% jadi US$206,85 juta.
“Bagaimanapun detil perkembangan perdagangan ke Asean ini masalah pasar dunia. Perkembangannya perlu dilihat lebih jeli secara kasus per kasus masing-masing komoditas,” tutur Teguh.
Ekspor ke Asia Tenggara menyumbang sekitar 20,01% terhadap total penjualan nonmigas ke luar negeri.
Negeri Singa alias Singapura adalah negara tujuan yang perannya paling dominan mencapai 8,76% disusul Malaysia 5,06% dan Thailand 1,89%.
Sementara itu dalam struktur impor, pembelian produk-produk nonmigas dari Asean kontribusinya 18,32% terhadap total impor.
Perinciannya yaitu 3,08% dibeli dari Malaysia, sekitar 8% berasal dari Thailand, sedangkan Singapura perannya 3,46%.
Bersamaan dengan melambungnya nilai ekspor ke Asean, pembelian produk-produk nonmigas dari kawasan ini justru susut.
BPS Jatim melansir penurunan impornya sebesar 14,59% menjadi US$707,60 juta.
Penurunan impor dari Asean paling banyak dirasakan dalam hubungan dagang dengan Singapura sebesar 61,29%.
Dengan persentase ini artinya pembelian produk nonmigas turun ke kisaran US$133,73 juta sepanjang Januari – Maret tahun ini (yoy).
Adapun untuk Malaysia juga turun 16,16% menjadi US$118,96 juta.
Sementara untuk Thailand malah impornya bertumbuh 31,21% ke level US$308,98 juta.
Secara umum negara impor dari negara Asean lain juga meningkat 38,12% menjadi US$145,93 juta.